Makalah Teori Produksi dan Kegiatan Peursahaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam memahami sifat permintaan para pembeli di
pasar., teori tingkah laku konsumen memberi latar belakang yang penting. Untuk
melihat seluk-beluk kegiatanperusahaan dalam memproduksi dan menawarkan
barangnya diperlukan analisisa keatas kegiatan memproduksinya. Pertama-tama
harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk
menghasilkan barang yang akan di produksikan.Sesudah itu perlu pula dilihat
biaya produksi untukmenghasilkan brang-barang tersebut.Dan akhirnya perlu
dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkanhasil penjualan
produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkan, untukmenentukan tingkat
produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimumkepadanya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa bentuk-bentuk organisasi perusahaan?
2. Apa maksud
dari Perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi ?
3. Apakah fungsi produksi ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk-bentuk organisasi perusahaan
2.
Mengetahui
maksud dari Perusahaan ditinjau dari
sudut teori ekonomi
3. Mengetahui fungsi produksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BENTUK- BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi perusahaan dapat
dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yangpokok, yaitu: perusahaan
perseorangan, firma dan perseroan terbatas.
2.1.1 Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam setiap perekonomian. Yaitu modalnya tidak begitu
besar dan begitu pula halnya dengan hasil
produksi dan penjualannya.
2.1.2 Perusahaan Perkongsian atau FirmaPerusahaan
Perkongsian atau Firma adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang.
Modal perusahaan dikumpulkan dari anggota perkongsian itu. Setiap anggota
perkongsian mempunyai tugas untuk menjalakan danmengembanngkan perusahaan yang
mereka dirikan.
2.1.3 Perseroan Terbatas dari segi jumlah produksi dan
hasil penjualan yang dilakukannya, organisasi perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting. Perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas dapat mengumpulkan modal secara mengeluarkan
saham.
2.2 BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN
Tiga jenis organisasi perusahaan di atas adalah perusahaan
yang meliputi sebagian besar perusahaan yang ada di berbagai perekonomian. Di
samping itu terdapat juga organisasi perusahaan yang bentuknya sedikit berbeda
dari ketiga jenis yang diuraikan di atas, yaitu: perusahaan negara dan
koperasi.
2.2.1 Perusahaan Milik Negara
Perusahaan ini lebih di kenal
sebagai BUMN. Perusahaan negara dikelola sepertiperusahaan perseroan terbatas.
Perbedaanya terletak pada pemilikanperusahaan tersebut, yaitu saham-saham dari
perusahaan negara dimiliki oleh pemerintah.
2.2.2 Perusahaan Koperasi
Perusahaan koperasi adalah
perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk
melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu: koperasi konsumsi, koperasi produksi dan koperasi kredit.
2.3 PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI
Di dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis
kegiatan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan
yang wujud di pasar, dan berbagai perbedaan tersebut tidak diperhatikan.
Analisis yang dibuat tidak membedakan apakah perusahaan itu perusahaan
pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu berbentuk perusahaan
perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Begitu pula tidak
dilakukan pembedaan diantara perusahaan kecildan perusahaan raksasa dan
perusahaan pertanian, industri atau perdagangan.
2.4 TUJUAN PERUSAHAAN: MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam
menganalisis kegiatan
perusahaan “mereka akan melakukan kegiatan
memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang
maksimum”. Dalam praktek, pemaksimuman
keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang
menekankan kepada volume penjualan ada pula yang memasukkan pertimbangan
politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan di capai. Ada pula perusahaan
yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan
kurang memperhatikan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.Telah terbukti
bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan kepada tujuan
memaksimumkan keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya.
2.5 CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara
hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil
penjualan melebihi dari biaya produksi,dan kerugian akan dialami apabila hasil
penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila
perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang
paling besar.
2.5.1 Fungsi Produksi
Yang dinamakan fungsi produksi adalah hubungan
diantara factor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya.
Faktor-faktor produksi seperti telah dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat
golongan, yaitu: tenaga kerja,tanah,
modal dan keahlian keusahawanan. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai
factor produksi yang berubah-ubah jumlahnya . Dengan demikian, didalam
menggambarkan hubungan di antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat
produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang
digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.
2.5.2 Peminimuman Biaya Produksi
Di dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu
menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya produksi,
produsen perlu memperhatikan :
(i)
besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan, dan
(ii)
besarnya pertambahan hasil penjualan yang
diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah tersebut.
2.6 JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan
kegiatan produksi, teori konomi jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu:
jangka waktu pendek dan jangka
waktu panjang. Analisis ke atas kegiatan memproduksi perusahaan dikatakan didalam jangka pendek apabila sebagian dari factor
produksi dianggap tetap jumlahnya. Di dalam masa tersebut perusahaan tidak
dapat menambah jumlah faktor produksi yangdianggap tetap tersebut.Dalam jangka
panjang semua faktor produksi dapat mengalami penambahan.Ini berarti bahwa
dalam jangka panjang setiap factor produksi dapat ditambah jummlahnya kalau
memang hal tersebut yang berlaku di pasar.
2.7 FIRMA DAN INDUSTRI
Dalam teori ekonomi firma atau perusahaan adalah
suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Pengertian industri dalam teori
ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian industri yang pada umumnya
dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah industri diartikan
sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang sama atau
saat bersamaan yang terdapat pada suatu pasar.
2.8 FUNGSI PRODUKSI
Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi
selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut:
Q = f (K, L, R, T)
Dimana ;
K adalah jumlah stok modal
L adalah jumlah tenaga kerja
dan ini meliputi berbagai jenis tenaga dan keahlian kewirausahaan, R adalah
kekayaan alam
T adalah tingkat teknologi yang
digunakan
Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan
oleh berbagai jenis faktor-faktor
produksi tersebut
Teori produksi dalam ilmu
ekonomi membedakan analisanya kepada dua pendekatan berikut:
2.8.1 Teori produksi dengan satu faktor berubah
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang
hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat pada produksi barang tersebut. Dalam
analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap
jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan.
Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN
BERKURANG
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya terus menerus ditambahr sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin banyakpertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu
tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai
nilainegative. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai
tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikat nya
hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara
tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang
digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap Pertama : Produksi total mengalami
pertambahan yang semakincepat
Tahap Kedua : Produksi total pertambahan nya semakin lambat
Tahap Ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang
Dalam Tabel. 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai
produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya,
tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan
bahwa produksi total yang ditunjukkan dalam kolom (3) mengalami pertambahan
yang semakincepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi
3. Maka dalam keadaaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama.
Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja
menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja
sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaaan itu dinamakan produksi marjinal
pekerja yang semakin bertambah. Dan dalam kolom (4) yaitu data produksi
marjinal pada tahap pertama menggambarkan keadaan tersebut.
Apabila tenaga kerja ditambah
dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5dan selanjutnya sampai ke 7, produksi total tetap
bertambah; tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka
dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua, yaitu keadaan dimana produksi
marjinal semakin berkurang. Maksudnya, setiap pertambahan pekerja akan
menghasilkan tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja
sebelumnya.
Pada tahap ke tiga, pertambahan tenaga kerja tidak
akan menambah produksi total, yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga
kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih mengalami peningkatan,
yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja
ditambah-dari 8pekerja menjadi 9 pekerja, produksi totalnya menurun. Produksi
total berkuranglebihh lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.
Produksi Total, Produksi
Rata-Rata dan Produksi Marjinal
a) Kolom (4) menunjukkan nilai Produksi
Marjinal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu
tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL adalah pertambahan tenaga kerja, ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal
(MP) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
b) Besarnya produksi rata-rata yaitu produksi
yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja, ditunjukkan dalam kolom
(5). Apabila profuksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung
dengan menggunakan npersamaan berikut.
Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal
2.8.2 Teori produksi dengan dua faktor berubah
Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua
jenis faktor produksi yang dapat diubah jumlah nya . Misalkan yang dapat diubah
adalah tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang
dapat berubah ini dapat ditukar-tukarkan penggunaannya; Yaitu Tenaga kerja
dapat menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja
dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan
meminimumkan biaya dalam usaha nya untuk mencapai suatu tingkat produksi
tertentu dapat ditunjukan.
2.8.2.1 Kurva Produksi
Lama ( Isoquant )
Misalkan seorang pengusaha ingin
memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk memproduksi barang tersebut
ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat dipertukarkan.
Dalam tabel 9.2 digambarkan empat gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
menghasilkan produksi sebanyak 1000 unit.TABEL 9.2Gabungan Tenaga Kerja dan
Modal untuk Menghasilkan 1000 Unit Produksi
Gabungan
A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat menghasilkan
produksi yang diinginkan tersebut.
Gabungan
B menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 2 unit tenaga kerja dan 3 unit
modal.
Gabungan
C menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 3 tenaga kerja dan 2 unit modal.
Akhirnya
gabungan D menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 6 unit tenaga kerja dan 1
unit modal.
GAMBAR 9.2Kurva Produksi Sama
Kurva
IQ dalam gambar 9.2 dibuat berdasarkan gabungan tenagakerja dan modal yang
terdapat dalam tabel 9.2. Kurva tersebut dinamakan kurva produksi sama atau
isoquant. Ia menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan
satu tingkat produksi tertentu.
Dalam
contoh yang dibuat tingkat produksi terebut adalah 1000 unit. Di samping itu didapati kurva IQ1, IQ2,
dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ. Ketiga kurva-kurva lain
tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut
sebanyak 2000 unit, 3000unit, dan 4000 unit ( semakin jauh dari titik 0
letaknya kurva,semakin tinggi tingkat produksi yang ditunjukkan). Masing-masing
kurva yang baru tersebut menunjukkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal
yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi yang ditunjukkannya
2.8.2.2
Garis Biaya Sama ( Isocost)
Untuk
menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus
meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat analisis mengenai peminimuman biaya
produksi perlulah dibuat garis biaya sama atau isocost.Garis ini menggambarkan
gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan
sejumlah biaya tertentu. Untuk menentukan garis biaya sama data berikut
diperlukan :
- Harga faktor-faktor produksi yang digunakan
- Jumlah
uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktorproduksi.
GAMBAR 9.3Garis Biaya Sama
Berdasarkan
contoh yang dibuat diatas misalkan upah tenagakerja adalah Rp. 10.000 dan biaya
modal per unit dan biaya modal per unit adalah Rp. 20.000; sedangkan jumlah
uang yang tersedia Rp. 80.000. Garis TC dalam Gambar 9.3 menunjukkan
gabungan -gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan
menggunakan Rp. 80.000 apabila upah tenagakerja dan biaya modal per unit adalah
seperti yang dimisalkan diatas. Uang tersebut, apabila digunakan untuk
memperoleh “modal” saja akan memperoleh 80.000/20.000 = 4 unit, dan kalua digunakan
untuk memperoleh tenaga kerja saja akan memperoleh 80.000/10.000
= 8 unit.
Seterusnya
titik A pada TC menunjukkan dana sebanyak Rp. 80.000 dapat
digunakan untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja. Dalam Gambar 9.3
ditunjukkan beberapa garis biaya sama yang lain yaitu TC1, TC2,
dan TC3.Garis-garis itu menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang
yang tersedia adalah Rp. 100.000, Rp. 120.000, dan Rp. 140.000.
2.8.2.3
Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Produksi
GAMBAR 9.4Meminimumkan Biaya atau
Memaksimumkan Produksi
Dalam
Gambar 9.4 serentak ditunjukkan kurva produksi sama garis biaya sama. Dengan
penggabungan kedua kurva ini dapat dijelaskan hal-hal berikut:
1. Apabila jumlah pengeluaran
untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang akan
memaksimumkan produksi ?
2. Apabila
jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang meminimumkan biaya ?
Memaksimumkan Produksi
Dalam
persoalan yang dinyatakan No. 1 dimisalkan biaya yang dibelanjakan untuk
membeli per unit modal adalah Rp. 15.000,upah tenaga kerja adalah Rp. 10.000,
dan biaya yang disediakan produsen adalah Rp. 300.000. Dengan uang sebanyak
Rp.300.000 produsen dapat – sekiranya iya membeli satu jenis factor produksi
saja-memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja.Garis biaya TC3 menggambarkan
gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan uang
yang tersedia. Persoalannya sekarang, manakah gabungan yang akan menghasilkan
produksi yang paling maksimum ? Terdapat 5 titik yang terletak pada berbagai
kurva produksi sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan
garis TC2 yaitu A, B, C, D dan E.
Dari
kelima titik ini titik E terletak di kurva produksi sama yang paling tinggi
yaitu kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak 2500 unit. Ini berarti
gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan jumlah produksi
yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp.300.000.
Gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.
Meminimumkan Produksi
Untuk
dapat membuat analisis mengenai persoalan dalam No. 2, perlu dibuat pemisahan
mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalkan produsen ingin
memproduksi sebanyak 1500unit. Dalam Gambar 9.4 keinginan ini digambarkan oleh kurva
produksi sama IQ. Dapat dilihat bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh
garis-garis biaya sama di 5 titik, yaitu titik A, B, Q,R, dan P. Titik-titik ini menggambarkan
gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk menghasilkan
produksi sebanyak yang diinginkan. Dari gabungan-gabungan tersebut, yang
manakah yang akan memakan biaya yang paling murah? Yang biayanya
paling minimum adalah gabungan yang ditunjukkan oleh titik yang terletak pada
garis biaya sama yang paling rendah. Titik P adalah pada garis biaya sama (
yang menyinggung kurva produksi samaIQ ) yang paling rendah, yaitu garis TC.
Dengan demikian titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
akan membutuhkan biaya yang paling minimum untuk menghasilkan1500 unit. Faktor
produksi itu terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unitmodal, dan biaya yang
dikeluarkan adalah Rp. 210.000.
CONTOH KASUS (Terbit Rabu,
25 April 2018 / 20:17 WIB)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada
Selasa malam, Freeport McMoRan.inc (FCX) atau induk usaha PT Freeport Indonesia
mengumumkan kinerja operasional perusahaan tambangnya yang telah dibukukan pada
kuartal I-2018.
Menurut
catatan itu, produksi emas FCX pada kuartal I-2018 naik 150% mencapai
599.000 ounce dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang hanya mencapai
239.000 ounce. Selain produksi, penjualan juga meningkat lebih dari 235%
menjadi 610.000 ounce dari 182.000 ounce. FCX menjual produksi emas dengan
rata-rata harga US$ 1.312 per ounce di kuartal I-2018 atau lebih tinggi
dibandingkan US$ 1.229 per ounce di periode yang sama tahun 2017.
Selain
peningkatan penjualan pada emas, Freeport juga mencatatkan penjualan tembaga
sebanyak 993 juta pon, naik 22,7% dibandingkan 809 juta pon yang terjual di
periode Januari-Maret tahun lalu. Produksi tembaga juga naik dari 851 juta pon
menjadi 952 juta pon di kuartal I-2018. Sementara, rata-rata harga tembaga yang
dijual Freeport di periode tersebut US$ 3,11 per pon atau naik 16,5%
dibandingkan US$ 2,67 per pon di kuartal I-2017. Dengan begitu, pada Kuartal I
2018 ini, FCX mencatatkan laba bersih US$ 692 juta atau naik 203% dari capaian
periode yang sama tahun 2017 yang hanya sekitar US$ 228 juta. Sehingga,
pendapatan perusahaan juga melonjak 45,8% menjadi US$ 4,87 miliar dari
periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 3,34 miliar.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ø Organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk secara umum,
yaituPerusahaan Perseorangan, Perusahaan Perkongsian (Firma) dan PerseroanTerbatas
(PT), dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yangmendasar.
Selain itu ada beberapa bentuk lain organisasi perusahaan, diantaranya :Perusahaan
Milik Negara /BUMN dan Perusahaan Koperasi
Ø Dalam teori ekonomi, berbagai
jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang
mempunyai tujuan yang sama, yaitu “mencapai keuntungan yangmaksimum” dengan
menggunakan faktor -faktor produksi dengan cara yang seefisien mungkin
sehingga “usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari
sudut ekonomi dipandang sebagai cara yang paling efisien”.
Ø Dalam memperoleh keuntungan maksimum
ada aspek yang harus dipikir oleh produsen yaitu : fungsi produksi, dan peminimuman
biaya produksi.
3.2
SARAN
Dalam
makalah ini masih perlu perbaikan dan dibutuhkan referensi lain untuk mendukung
materi materi yang di bahas di dalamnya. Adapun saran dan kritik dapat di
ajukan demi perkembangan makalah ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,
Sadono. 2005. MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta. Rajawali
Pers.
Komentar
Posting Komentar