Keseimbangan Umum Dinamis dan Analisis Terhadap Fungsi Uang

A.    Keseimbangan Umum Dinamis
       Sebelumnya telah dianalisis keseimbangan umum statis, di mana tidak mempertimbangkan adanya efek reaksi balik (feedback) yang mungkin berdampak pada cakupan yang lebih luas. Dalam penjelasan ini akan dipaparkan dinamika keseimbangan umum terhadap perubahan yang terjadi pada suatu kelompok atau perubahan.

1.        Penurunan Kesejahteraan Kelompok Inferior
      Dengan tingginya pendapatan, segmen pendapatan tinggi memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan menggeser iso-mashlahahnya kea arah luar. Hal ini berarti kesejahteraan kelompok inferior ini mengalami penurunan.

      Turunnya kesejahteraan segmen pendapatan mandeg ini bukanlah akhir proses redistribusi pendapatan. Bahkan proses ini akan berjalan terus karena pendapatan kelompok pendapatan tinggi senantiasa tumbuh yang pada akhirnya akan mendesak segmen pendapatan-mandeg semakin rendah pendapatan rielnya dan semakin rendah kesejahteraannya.

2.        Peranan Zakat terhadap Distribusi Kesejahteraan
Dalam persaingan untuk meningkatkan kesejahteraan akan membawa kondisi di mana kesejahteraan kelompok berpendapatan rendah akan terus tergerus oleh adanya peningkatan kesejahteraan kelompok berpendapatan tinggi. Hal ini merupakan problem yang serius dalam masyarakat yang bisa berakibat adanya kecemburuan sosial yang akhirnya bisa menimbulkan problem sosial yang lebih kompleks.

Proses ini terjadi karena adanya peningkatan pendapatan suatu kelompok yang berdampak menurunkan kesejahteraan kelompok yang pendapatannya rendah. Dari situasi ini maka solusi yang logis adalah dengan melakukan transfer pendapatan dari kelompok yang pendapatannya meningkat kepada kelompok yang pendapatannya rendah. Transfer pendapatan berperan sebagai suatu cadangan kesejahteraan bagi kelompok kedua. Hal ini disebabkan karena ketika harga pasar menigkat sebagai akibat adanya kenaikan pendapatan kelompok pertama, maka kelompok kedua akan mengalami peningkatan pendapatan juga sehingga transfer pendapatan ini berfungsi menetralisasi efek negative karena adanya kenaikan harga terhadap kesejahteraan mereka.

Islam mengajarkan bahwa mekanisme transfer pendapatan ini merupakan alat untuk menghindari adanya ketidakadilan sosial dan distribusi kesejahteraan atau pendapatan. Islam telah mengajarkan hal ini kepada umat Mukmin untuk melaksanakan amalan zakat. Islam memandang bahwa kewajiban zakat dibebankan kepada mereka yang kaya dan bukanlah dibebankan kepada mereka yang miskin. Islam memandang kekayaannya orang-orang kaya terkandung haknya untuk orang miskin. Hal ini menunjukkan bahwa orang miskin memiliki cadangan berupa hak sebagian kecil kekayaannya orang-orang kaya.

Dalam hal ini mekanisme distribusi pendapatan dalam Islam, zakat misalnya, bisa berperan ganda di dalam meningkatkan keadilan distribusi:
a.       Zakat berfungsi untuk mengurangi tingkat pendapatan yang siap dikonsumsi oleh segmen orang kaya (muzakkiy). Oleh karena itu, pengimplementasian zakat diharapkan akan mampu mengerem tingkat konsumsinya orang kaya sehingga kurva permintaan segmen kaya tidak menigkat terlalu tajam. Hal ini pada akhirnya akan memiliki dampak yang positif, yaitu menurunnya dampak meningkatnya harga-harga komoditas.

b.      Zakat berfungsi sebagai media transfer pendapatan sehingga mampu meningkatkan daya beli orang miskin. Dalam hal ini diharapkan dengan menerima zakat, maka segmen miskin akan meningkat daya belinya sehingga mampu berinteraksi dengan segmen kaya.

Hak orang miskin terhadap kekayaannya orang kaya telah mengundang diskusi yang mendalam. Argumentasi yang menolak hal ini berpendapat bahwa kenyataannya orang kaya telah memberikan kompensasi atas kekayaan yang diperolehnya melalui transaksi pasar, misalnya dengan memberikan upah kepada pekerja, dan harga input kepada penyedia faktor produksi. Selama orang kaya telah membayarkan upah dan harga input secara fair (sebagian dari pekerja dan pemilik input adalah orang miskin), maka tidak ada lagi alasan bagi orang miskin untuk mengambil haknya dari orang kaya.

Bagaimanapun, terdapat pendapat yang mendukung adanya hak orang miskin dalam kekayaannya orang kaya. Secara sederhana dapat dijelaskan melalui penjelasan sebelumnya bahwa orang miskin mengorbankan kesejahteraannya sebagai akibat adanya kenaikan harga yang disebakan oleh naiknya pendapatan orang-orang kaya. Hal ini membawa implikasi bahwa orang miskin menderita karena kekayaannya orang kaya. Karenanya cukup masuk akal jika Islam memberikan hak orang miskin untuk mendapatkan kompensasi atas pengorbanan yang ia lakukan melalui memperoleh sebagian kecil pendapatan dan kekayaannya orang kaya. Islam memformalisasikan hal ini sebagai suatu kewajiban untuk membayar zakat dari orang kaya kepada orang miskin.

Analisis Keseimbangan Umum terhadap Fungsi Uang
Dalam praktiknya dalam proses mencapai keseimbangan ini terdapat mekanisme aliran uang dalam perekonomian. Bagaimana peran aliran uang dalam perekonomian, bagaimana efek uang ini terhadap keseimbangan akan dibahas dalam subbab ini.
1.  Dampak Uang terhadap Output
     Perhatian utama dari bahasa ini adalah peran uang dan output perekonomian. Karena output dihasilkan melalui proses teknologi pemrosesan input, maka diskusi diawali dari penjelasan mengenai teknologi.
Analisis selanjutnya adalah untuk melihat dampak adanya kebijakan moneter terhadap output. Untuk melihat hal itu perlu ditinjau kembali bagaimana teknologi dalam menghasilkan output diturunkan.


2.  Dampak Uang terhadap Harga
     Penawaran untuk kedua jenis barang di setiap pasar adalah tetap tidak berubah ketika permintaan untuk barang tersebut meningkat. Sebagai akibatnya harga-harga barang di pasar akan meningkat. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa dampak akhir dari kenaikan jumlah uang yang ditawarkan akan menaikkan harga di setiap pasar dan tidak memiliki dampak terhadap output perkonomian. Hal ini menunjukkan bahwa uang tidak mempunyai dampak yang nyata dalam penciptaan output. Uang hanya memberi dampak pada pergerakan harga barang.

3.  Peran Uang dalam Transaksi
     Peran lain dari uang terhadap transaksi. Misalkan uang yang diperlukan untuk transaksi (T) adalah uang yang digunakan untuk memfasilitasi seluruh transaksi dalam perekonomian. Secara aljabar, uang transaksi ini bisa diekspresikan menjadi:
                 T1 = PX1 X1 + PY1Y1                                                               (10.1)
            Persamaan 10.1 di atas tidak lain menunjukkan garis anggaran. Jumlah uang untuk transaksi ini merupakan fraksi dari seluruh uang yang ada dalam perekonomian atau sumber daya uang:
                 M1 = T1 +S1                                                                               (10.2)
            Persamaan M1 yang menunjukkan sumber daya uang di atas secara intuitif mencerminkan kemungkinan terjadinya kelebihan uang transaksi. Kelebihan uang ini akan ditabung, S1 yang secara umum dikenal dengan penawaran uang. Tabungan ini juga menunjukkan suatu kelonggaran untuk meningkatkan permintaan uang di masa depan. Karenanya tabungan dapat disefinisikan sebagai salah satu sumber penawaran uang.
            Misalnya kemudian terdapat kenaikan secara simultan antara kebutuhan masyarakat dan harga-harga barang, hal ini kemudian mendorong uang transaksi akan berubah menjadi:
                 T2 =  PX2 X2 + PY2Y2                                                            (10.3)

Jika misalkan sumber daya uang tidaklah berubah, maka akan menjadi:
                 M1 = T2 + (S1 +S)                                                  (10.4)
Dari persamaan 10.4 terdapat suatu terma baru yaitu S, yang menunjukkan adanya penurunan tabungan karena digunakan untuk pembelian tambahan barang dan kenaikan harga. Karenanya persamaan (10.4) dapat ditulis menjadi:
                 M1 = T2 + S2                                                                               (10.5)
Di mana, S2 = S1 + S. Hal ini mengikuti domain persamaan (10.5) sehingga S2 ≥ 0. Jika persamaan (10.5) bukanlah domain dari persamaan ini, maka tidak diperlukan untuk merestrukturisasi sumber daya uang, M. Hal ini disebabkan jika:
                 S2 = 0         M1 = T2     dan jika      S2 ˃ 0          M1 = T2 + S2  ˃ 0
Jika S2 = 0 ˂ 0, maka:
                 M1 = T2 - S2                                                                                (10.6)
           
     Persamaan (10.6) telah keluar dari domaindi atas. Hal ini mengimplikasikan bahwa terdapat dua alternative yang bisa dipilih.Pertama, mempertahankan jumlah uang transaksi pada tingkat M1dengan konsekuensi bahwa nilai transaksi menurun. Kedua,mempertahankan nilai transaksi pada tingkat T2 dengan konsekuensi bahwa jumlah sumber daya uang harus meningkat, setidaknya menjadi setinggi S2, disuntikkan ke dalam kedua persamaan (10.6), maka akan didapatkan:
                 M1 + S2 = T2 – S2 + S2

                 M2 = T2, dimana M2 = M1+ S2                                               (10.7)
            Uang yang diekspresikan dalam persamaan (10.7) sesungguhnya merupakan uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan uang transaksi. Hal ini bersesuaian dengan definisi di muka bahwa tabungan (positif) dipandang sebagai kelebihan uang yang disebut dengan penawaran uang dalam perekonomian. Karenanya, dapat dirasakan bahwa tabungan negatif tidak lain mencerminkan kekurangan penawaran uang.



            Implikasi yang muncul dari hal ini adalah bahwasannya konsep uang yang ada dalam islam adalah uang endogenous yang mana artinya uang diperoleh dari dalam perekonomian yang bersangkutan. Uang mencerminkan tingkat volume transaksi dan potensi tabungan yang ada dalam suatu perekonomian. Hal ini berarti menuntut bahwa uang tersebut harus berada dalam bentuk uang komoditas. Adapun jumlah uang beredar harus berada dalam bentuk uang komoditas. Adapun jumlah uang yang beredar harus merefleksikan (dalam proporsi yang konstan) jumlah output yang diproduksi.
























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

Makalah Teori Biaya Produksi

Makalah Komunikasi Bisnis