Makalah Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

 

Segmentation, Targeting, and Positioning : Building The Right Relationship With The Right Customers

 

 

 

DISUSUN OLEH

Fadhila Sildano

90200117028

 

DOSEN PENGAMPU

Muh. Akil Rahman, S.E., M.Si.

 

 

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR

 

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Alhamdulillahirabbil’alamin, syukur kami curahkan kepada sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Allah SWT. serta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. karena atas berkat rahmat, hidayah, petunjuk Nya lah sehingga kami dapat membuat, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini dengan judul Segmentation, Targeting, and Positioning : Building The Right Relationship With The Right Customers.

            Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perdana individu dari mata kuliah Seminar Manajemen Pemasaran yang berisi tentang materi maupun teori menyangkut judul tersebut. Oleh karena itu, tentu kami mengharapkan adanya manfaat dari makalah ini baik kepada penulis, pembaca, dan semua pihak yang terlibat.

            Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Seminar Manajemen Pemasara, Bapak Muh. Akil Rahman, S.E., M.Si. yang telah memberikan tugas ini sebagai salah satu proses  perkuliahan tersebut sekaligus menjadi tambahan wawasan bagi kami. Terima kasih pula kepada keluarga, teman-teman dan pihak manapun yang telah memberi dukungan dan semangat, walaupun sedang  berada pada masa pandemi seperti saat ini. Juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang  terlibat dan membantu penyelesaian makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

                                                                                   Makassar, 18 September 2020

 

   

     Penulis

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….

i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..

ii

DAFTAR ISI…………………………………………………….………………………

iii

BAB I PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….

4

B.    Rumusan Masalah……………………………………………………......................

5

C.    Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...

5

BAB II PEMBAHASAN

 

A.    Segmentation………………………………………………………….....................

6

B.    Targeting……………………………………………………………………………

10

C.    Positioning…………………………………………………………….....................

12

D.    Building Customer Relationship……………………………………………………

15

E.     Contoh Kasus………………………………………………………….....................

17

BAB III PENUTUP

 

A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………

20

B.    Saran………………………………………………………………………………..

20

DAFTAR PUSTAKA

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

Dasar tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan perlu memahami dan melakukan perencanaan dalam menentukan sasaran pasar perusahaan yang tepat. Tentu hal tersebut perlu diteliti dan dikaji mengenai segmentasi, target, posisi perilaku, dan kebiasaan pembeli. Pemahaman mengenai perilaku konsumen pun juga harus di perhatikan karena dalam memahami perilaku konsumen bukanlah perkara mudah karena setiap konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda. Tingginya persaingan dalam dunia bisnis menuntut adanya keunggulan bersaing yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan agar tetap mampu bersaing dan mempertahankan kelangsungan hidup mereka.

Pemasaran merupakan salah satu faktor penting guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan yang menghadapi persaingan. Meskipun menjadi faktor penting, tidak sedikit perusahaan yang gagal menjalankan kegiatan pemasaran. Salah satu penyebabnya adalah banyak pemasar tidak mengerti tentang STP (Segmenting, Targeting, Positioning) dan sering langsung menyusun program marketing mix tanpa tahu mengenai apa strategi segmentasi mereka, kemana target mereka dan janji apa yang mereka tawarkan ke pasar. Akibatnya banyak pemasar yang karena tidak mengerti siapa target mereka kemudian sembarangan menetapkan elemen marketing mix mereka, dan tidak sedikit yang melakukan error positioning seperti janji terlalu berlebihan, janji kerendahan, membuat janji yang membingungkan konsumen serta janji yang diragukan oleh konsumen (Durianto, dkk., 2001).

Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, pemasar pertama kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan dijual. Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah dipilih dalam analisa segmentasi pasar. Langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk. Langkah ini artinya adalah menciptakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik (http://rajapresentasi.com). Penyusunan STP yang tepat tentu saja akan memudahkan perusahaan dalam menyusun program kegiatan pemasaran.

B.    RUMUSAN MASALAH

1.     Apakah yang dimaksud dengan segmentation, targeting, dan positioning (STP) dalam pemasaran?

2.     Bagaimana aplikasi STP dalam membangun hubungan yang tepat dengan pelanggan?

 

C.    TUJUAN PENULISAN

1.     Untuk mengetahui tentang segmentation, targeting, dan positioning (STP) dalam pemasaran.

2.     Untuk mengetahui implementasi STP dalam menciptakan hubungan pelanggan dengan tepat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

Konsep segmentation, tergeting, positioning (STP) sebenarnya sudah ada cukup lama dalam dunia marketing. Konsep dasar dari strategi STP adalah strategi mengklasifikasikan target atau calon pelanggan ke dalam suatu kelompok-kelompok yang lebih spesifik untuk mempermudah menentukan aktifitas atau bagaimanakah strategi marketing yang tepat digunakan untuk pasar yang akan dibidik oleh perusahaan.

A.    SEGMENTATION (SEGMENTASI)

Pasar terdiri dari berbagai tipe konsumen, produk, dan kebutuhan sehingga pemasar harus menentukan segmen mana yang menawarkan peluang terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan. Konsumen dapat dikelompokkan dan dilayani dengan berbagai cara berdasarkan faktor geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik atau perilakunya yang mungkin membutuhkan bauran produk atau bauran pemasaran yang terpisah disebut “Segmentasi pasar”.

Setiap pasar memiliki berbagai segmen, tetapi tidak semua cara melakukan segmentasi pasar itu sama manfaatnya. Sebuah segmen pasar terdiri dari konsumen yang sama tanggapannya terhadap seperangkat usaha pemasaran. Dalam pasar mobil, misalnya konsumen yang memilih mobil paling besar, paling nyaman tanpa mempedulikan harga membentuk satu segmen pasar. Segmen pasar yang lain adalah pelanggan yang lebih memperhatikan harga dan biaya operasional yang rendah. Akan sangat sulit untuk membuat satu model mobil yang akan menjadi pilihan utama setiap konsumen. Perusahaan yang bijaksana akan memfokuskan usaha mereka untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari satu atau beberapa segmen pasar.

Segmentasi merupakan proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok atau segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik” (Tjiptono, 2015:151). Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani.

Segmentasi pasar adalah suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen (Kasali, 2001). Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai usaha untuk membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang dapat dibedakan satu sama lain dalam hal kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin akan memerlukan produk-produk dan strategi pemasaran tertentu untuk menjangkaunya (Kotler dan Amstrong, 2001). Pada dasarnya segmentasi pasar merupakan suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah, dan sumber daya perusahaan di bidang pemasaran dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien (Rismiati dan Suratno, 2001).

Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk menghemat usaha-usaha pemasaran dengan menitik beratkan kepada pembeli yang berminat tinggi untuk membeli. Selain itu segmentasi dilakukan untuk menghubungkan antara kebutuhan dengan tindakan. Menurut Kasali (2003), sedikitnya ada 5 manfaat yang diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar, yaitu :

a.      Mendesain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.  Perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu stimuli, maka perusahaan dapat mendesainn produk sesuai dengan kebutuhan/keinginan segmen tersebut. Jadi perusahaan menempatkan konsumen di tempat utama dalam mendesain produk, dan menyesuaikan produknya untuk memuaskan konsumen (customer satisfaction at a profit).

b.     Menganalisis pasar.

Dengan segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja yang akan menggerogoti pasar produknya. Ingatlah pesaing perusahaan bukanlah semata-mata “mereka yang menghasilkan produk yang sama dengan yang perusahaan sajikan kepada konsumen”. Pesaing perusahaan adalah mereka yang mampu menjadi alternatif bagi kebutuhan konsumen.

c.      Menemukan peluang.

Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai konsep segmentasi yang baik akan sampai pada ide menemukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tapi pada masanya ia akan menjadi besar. Perlu diingat konsumen akan selalu belajar mengenali sesuatu atau mengikuti orang lain, atau merasa butuh terhadap suatu produk.

 

 

 

d.     Menguasai posisi yang superior dan kompetitif

Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah mereka yang paham betul konsumennya dan telah mempelajari pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam segmennya.

e.      Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien

Jika perusahaan tahu persis siapa segmen mereka, maka perusahaan akan tahu bagaimana berkomunikasi yang baik dengan para pelanggannya.

Tidak ada cara tunggal untuk membuat segmen pasar. Seorang pemasar harus mencoba variabel segmentasi yang berbeda, sendiri atau dalam kombinasi, mencari cara terbaik untuk memandang struktur pasar. Menurut Kotler dan Amstrong (1997), terdapat empat variabel utama yang mungkin dipergunakan dalam mensegmentasi pasar konsumen yaitu:

a.      Segmentasi geografik.

Segmentasi geografik membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti negara, regional, negara bagian, kota atau kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini, atau beroperasi di semua wilayah, tetapi lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai.

b.     Segmentasi demografik.

Segmentasi demografik membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan. Faktor-faktor demografik merupakan dasar paling populer untuk membuat segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu alasan adalah kebutuhan konsumen, keinginan dan tingkat penggunaan seringkali amat dekat dengan variabel demografik. Alasan lain adalah variabel demografik lebih mudah diukur ketimbang tipe variabel yang lain.

c.      Segmentasi psikografik.

Segmentasi psikografik membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik sosial, gaya hidup atau kepribadian. Orang yang berada dalam kelompok demografik yang sama dapat saja mempunyai ciri psikografik berbeda.

d.     Segmentasi tingkah laku.

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

Pola Segmentasi Pasar

Untuk mengidentifikasai preferensi segmen ada tiga pola segmentasi pasar yang dapat digunakan (Kotler,1997:225) Pola tersebut adalah:

a.     Homogeneus preference (preferensi homogen)

Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

b.     Diffused preference (preferensi yang menyebar)

Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan.

c.      Clustered preference (preferensi yang mengelompok)

Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi.

Syarat Segmentasi Yang Efektif

Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi tersebut. Syarat segmentasi yang efektif adalah (Kotler,1997):

a.      Measurable (terukur) berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.

b.     Substansial (banyak) berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.

c.      Accessible (dapat diakses) berarti segmen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.

d.     Differentiable (dapat dibedakan) berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.

e.      Actionable (dapat dilayani) berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Prosedur dan Proses Segmentasi Pasar

Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,1997:225) yaitu:

1.     Survey Stage (tahap survey) merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku konsumen.

2.     Analysis Stage (tahap analisis) merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.

3.     Profiling Stage (tahap pembentukan) merupakan tahap untuk mengidentifikasi profil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value, kemudian masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006). Prosedur segmentasi pasar ini harus dilakukan kembali secara periodik karena segmen pasar berubah. Satu cara untuk menemukan segmen baru adalah dengan menyelidiki hirarki atribut yang diperhatikan konsumen dalam memilih suatu produk atau merk. Proses ini dinamakan penentuan partisi pasar/market partisioning. Hirarki atribut juga dapat digunakan untuk mengungkapkan segmen pelanggan.

 

B.    TARGETING (PENARGETAN)

Perusahaan harus membidik segmen dimana perusahaan dapat memberikan nilai yang terbesar bagi pelanggan dan mempertahankannya dalam jangka waktu yang lama. Perusahaan yang sumber dayanya terbatas mungkin memutuskan untuk melayani hanya satu atau beberapa segmen khusus atau “relung pasar”. Strategi ini membatasi penjualan, tetapi mungkin mendatangkan laba yang besar. Atau, perusahaan mungkin memilih melayani beberapa segmen yang saling berkaitan, mungkin segmen yang jenis pelanggannya berbeda tetapi mempunyai keinginan dasar yang sama. Atau perusahaan besar mungkin memutuskan untuk menawarkan jajaran produk yang lengkap untuk melayani semua segmen pasar.

Kebanyakan perusahaan memasuki pasar baru dengan melayani satu segmen dan bila usaha itu terbukti berhasil, mereka akan menambah segmen. Perusahaan besar akhirnya akan berusaha meliput seluruh pasar. Perusahaan yang menjadi pemimpin biasanya mempunyai rancangan produk berbeda-beda yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap segmen.

Target pasar merupakan proses mengevaluasi dan memilih beberapa segmen pasar yang dinilai menarik untuk dilayani” (Tjiptono, 2015:159). Targeting meliputi persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar. Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada sebuah negara, provinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi untuk memberikan respon. Target pasar dapat juga diartikan sebagai kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan.

Ada lima faktor yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan target pasar yaitu (Rismiati dan Suratno, 2001):

1.     Ukuran segmen Perkiraan besarnya/ ukuran segmen yang akan dituju merupakan faktor penting untuk memutuskan apakah segmen pasar tersebut cukup berharga untuk ditindak lanjuti. perusahaan yang besar akan memilih segmen dengan volume penjualan besar dan menghindari segmen kecil dan sebaliknya.

2.     Pertumbuhan segmen Walaupun ukuran segmen saat ini kecil bukan tidak mungkin akan berkembang atau diharapkan dapat berkembang untuk masa mendatang.

3.     Biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai segmen tersebut. Suatu segmen yang tidak cocok dengan kegiatan pemasaran perusahaan seharusnya tidak "dikejar". Perusahaan perlu menyesuaikan dengan kesanggupannya.

4.     Kesesuaian dengan tujuan dan sumber-sumber/ kemampuan perusahaan Target yang dituju haruslah sesuai dengan tujuan dan sumber-sumber/ kemampuan yang dimiliki perusahaan.

5.     Posisi persaingan Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang baik tetapi mempunyai potensi lemah dalam hal laba. Lebih sedikit persaingan lebih aktratif/ menariklah segmen tersebut untuk dimasuki.

Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, yaitu (Lubis, 2004):

1.     Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatkan kegiatannya dalam satu bagian daripada pasar. Biasanya perusahaan yang lebih kecil melakukan pilihan ini. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.

2.     Spesialisasi produk, maksudnya perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi. Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya mesin tik listrik bagi sekelompok pelanggan.

3.     Spesialisasi pasar, maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya. Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.

4.     Spesialisasi selektif, maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing – masing segmen menjanjikan profit. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain atau setiap kegiatan usaha itu mengandung peluang yang menarik.

5.     Peliputan keseluruhan, maksudnya adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian perusahaan sebaiknya berhati – hati agar tidak terjadi over segmenting. Biaya yang diperkirakan adalah biaya modifikasi produk, biaya pembuatan, biaya administrasi, biaya persediaan, dan biaya promosi.

 

C.    POSITIONING (PEMOSISIAN)

Penetapan posisi di pasar adalah pengaturan agar suatu produk menempati tempat yang jelas, terbedakan dan diinginkan dalam benak konsumen sasaran dibandingkan dengan produk pesaing. Jadi, pemasar merencanakan posisi yang membedakan merek produk mereka dari merek produk pesaing dan yang mampu memberikan keunggulan stratejik terbaik di pasar sasarannya.

Dalam memposisikan produknya, mula-mula perusahaan perlu mengindentifikasi  kemungkinan keunggulan bersaing yang dapat digunakan untuk membangun posisi. Untuk meraih keunggulan bersaing, perusahaan harus menawarkan nilai yang lebih besar kepada segmen sasaran yang dipilihnya, mungkin dengan menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing atau dengan menawarkan manfaat lebih banyak agar dapat dijadikan alasan bagi harga yang lebih tinggi. Tetapi bila perusahaan memposisikan produk sebagai “yang menawarkan lebih tinggi”, maka perusahaan tersebut juga harus memberikan nilai yang lebih tinggi.

Positioning menjelaskan strategi mengenai cara perusahaan membedakan produknya dengan pesaing dalam benak konsumen. “Positioning merupakan upaya pengindentifikasian, pengembangan dan pengkomunikasian keunggulan yang bersifat khas dan unik sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus dibandingkan produk dan jasa pesaing dalam benak pasar sasaran” (Tjiptono, 2015:161). Penempatan produk (positioning) mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakikatnya penempatan produk adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen (Lubis, 2004).

Kotler (1997) menjelaskan beberapa cara pemosisian produk yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:

1.     Penentuan posisi menurut atribut

Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan dirinya sebagai taman hiburan terbesar di dunia, atau minuman soda Sprite yang pas di dompet.

2.     Penentuan posisi menurut manfaat

Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya pasta gigi Pepsodent mengiklankan produknya untuk mengurangi gigi berlubang.

 

 

 

3.     Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan

Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Pocari Sweat dapat diposisikan sebagai minuman untuk menggantikan cairan tubuh.

4.     Penentuan posisi menurut pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Contohnya produk minuman berenergi yang memposisikan diri bahwa produknya dikonsumsi oleh atlet dan tokoh terkenal. Produk lain yang biasanya menggunakan strategi ini adalah produk kecantikan, obat tradisional, atau makanan. Setiap tokoh atau public figure yang dipilih biasanya akan membawa citra tersendiri untuk produk yang dipasarkan.

5.     Penentuan posisi menurut pesaing

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Garuda Indonesia yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang lebih unggul dibanding pesaingnya, atau iklan obat herbal yang memposisikan dirinya hanya dikonsumsi oleh orang yang pintar. Kemudian, muncul pesaing yang mengklaim jika orang bejo (beruntung) akan mengonsumsi herbal tersebut. Konsumen tinggal pilih, mau menjadi pintar atau bejo?

6.     Penentuan posisi menurut kategori produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya produk Aqua yang memimpin kategori produk air mineral.

7.     Penentuan posisi harga atau kualitas

Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Strategi positioning melalui harga tidak selalu identik dengan harga yang lebih murah saja, tapi juga dengan memberi harga yang pantas sesuai dengan kualitas barang yang dihasilkan. Memposisikan produk dengan harga yang lebih terjangkau daripada produk sejenis milik kompetitor ditambah dengan kualitas yang lebih baik akan membuat positioning produk akan lebih kuat tertancap di hati para konsumen. Misalnya produk Iphone yang menawarkan harga sesuai dengan nilai produknya.

 

 

 

Posisi Penentuan Produk

Segmen pasar mempunyai kaitan erat dengan produk positioning bilamana penjual berusaha mendesain suatu produk yang dapat memenuhi keinginan dari studi segmen tertentu. Oleh karena itu perusahaan harus mempertimbangkan apakah posisi produknya di pasar itu perlu diubah atau tidak. Hal-hal yang perlu diperhatikan disini adalah (Swastha, Irawan,1990:99) :

1.     Adanya kemungkinan bahwa pesaing telah menempatkan merknya disamping merk perusahaan. Hal ini dapat mengurangi market share perusahaan didalam segmen tersebut.

2.     Adanya kemungkinan bahwa kesukaan konsumen sudah berubah.

3.     Adanya kesukaan pembeli yang baru itu kemungkinan merupakan kesempatan yang menarik.

 

Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut,perusahaan dapat menempuh diantara kedua macam stategi, (Swastha,Irawan,1990:100) yaitu:

1.     Penentuan kembali posisi produk (repositioning)

Dalam keadaan posisi produk perusahaan disuatu segmen tertentu sudah tidak lagi menguntungkan, maka perlu diadakan penempatan kembali. Misalnya beralih ke segmen yang lain. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan laba yang lebih tinggi. Adapun masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan strategi repositioning ini adalah:

a.      Biaya yang dikeluarkan untuk menggeser merk tersebut ke segmen yang baru, seperti biaya periklanan,biaya pembungkusan dll.

b.     Penghasilan yang mungkin dapat diharapkan dari merk tersebut di segmen yang baru. Besarnya penghasilan ini tergantung pada : (a) banyaknya konsumen pada segmen baru, (b) tingkat pembelian rata-rata dari mereka,(c) jumlah dan kemampuan para pesaing yang sudah ada di segmen baru, atau yang akan masuk ke segmen tersebut, (d) harga yang berlaku di segmen tersebut.

2.     Perluasan merk

Strategi lain yang bisa dilakukan dalam penentuan posisi produk ini adalah perluasan merk. Disini, perusahaan bukannya pindah ke segmen yang baru tetapi menambah merk baru pada segmen yang lama. Misalnya: perusahaan minuman coca-cola telah memperkenalkan merk barunya “sprite”. Kenyataanya, merk baru ini dapat meningkatkan laba perusahaan tanpa mempengaruhi penjualan produknya yang lain.

 

D.    CUSTOMER RELATIONSHIP BUILDING

Strategi pemasaran segmentation, targeting dan positioning merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sebelum memutuskan membeli suatu barang dan jasa, seorang konsumen akan melewati beberapa tahapan dalam keputusan pembelian. Konsumen akan membeli suatu barang atau jasa yang dinilai terdapat manfaat suatu produk dan dapat memuaskan keinginan mereka. Dengan menerapkan strategi Customer Relationship, perusahaan dapat membangun serta meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan. Akuisisi atau bahkan retensi pelanggan dapat dengan mudah diraih jika perusahaan menerapkan strategi ini. Apabila ingin memprediksi Customer Lifetime Value dengan lebih akurat, strategi ini sebaiknya dijalankan.

Customer Relationship juga sangat memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan menjalankan strategi ini, perusahaan bisa dengan mudah mendapatkan feedback atau bahkan saran dari pelanggan terkait produk. Dari situ perusahaan bisa melakukan perbaikan agar produk bisa lebih diterima masyarakat sehingga exposure terhadap perusahaan pun meningkat. Hubungan antara perusahaan dengan pelanggan sangat berpengaruh dalam meningkatkan retensi pelanggan. Perusahaan yang menjaga hubungan baik dengan pelanggan akan lebih mudah meningkatkan nilai retensi pelanggan. Pelanggan yang loyal bisa membuat usaha berkembang dan revenue pun meningkat. Lalu, bagaimana cara membangun hubungan pelanggan? Untuk menerapkan startegi ini, perusahaan bisa melakukan beberapa program terhadap pelanggan. Perusahaan tinggal memilih mana yang paling sesuai dengan kemampuan dan jenis usaha.  Berikut ini beberapa model penerapan strategi Customer Relationship :

1.     Melakukan gamification

Apa itu gamification? Metode gamification adalah menerapkan beberapa aturan dalam permainan atau game untuk mempertahankan pelanggan. Cara yang paling sering ditemui adalah dengan menerapkan leader boardLeader board ini akan memuat daftar pelanggan dengan total transaksi paling banyak. Pelanggan yang memuncaki leader board berhak atas reward dari perusahaan. Dengan adanya sistem seperti ini, pelanggan akan berlomba-lomba untuk mendapatkan reward dengan cara melakukan lebih banyak transaksi. Pelanggan juga akan lebih terikat dengan produk karena adanya “persaingan” tersebut.   Misalnya hadiah mobil atau paket umroh yang diberikan oleh bank.

2.     Memanfaatkan teknologi

Hidup di era kecanggihan teknologi, manusia cenderung menginginkan kepraktisan. Begitu pula untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan. Sebisa mungkin mereka melakukan tindakan seminimal mungkin untuk mendapatkan kebutuhannya. Hal ini sebaiknya  dimanfaatkan untuk mempertahankan pelanggan.Perusahaan bisa membuat akun media sosial untuk produk. Akun tersebut berfungsi untuk menghubungkan dengan pelanggan sehingga bisa menerima feedback atau bahkan melayani komplain dalam akun tersebut. Dengan kemudahan tersebut, maka pelanggan tidak akan ragu untuk menggunakan produk perusahaan kita.

3.     Menerapkan loyalty program

Untuk mempertahankan pelanggan, harus memberikan apresiasi terbaik bagi mereka. Apresiasi yang baik terhadap pelanggan akan meninggalkan kesan positif bagi mereka. Di samping memberikan produk atau jasa yang berkualitas, juga bisa memberikan apresiasi dalam bentuk loyalty program. Loyalty program ini dapat dilakukan dengan sistem poin. Untuk setiap transaksi atas produk atau jasa, pelanggan akan diberi poin. Poin-poin tersebut nantinya dapat ditukarkan dengan beragam hadiah atau penawaran eksklusif seperti voucher belanja. Perusahaan juga bisa memberikan penawaran spesial di hari ulang tahun pelanggan. Program seperti ini akan membuat pelanggan merasa diistimewakan sehingga potensi retensinya bisa meningkat. Ini seperti yang dilakukan oleh Alfamart, Matahari Departemen Store, dll.

 

E.    CONTOH KASUS

Yakult adalah suplemen makanan berbentuk minuman probiotik mengandung bakteri baik Lactobacillus casei shirota strain, yang biasanya juga hidup secara alami dalam usus manusia. Produk ini memiliki segmentasi pasar yang sangat luas.

*     Analisis Segmentasi

1.     Segmentasi Perilaku dan Sikap

Segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, penggunaan atau reaksi terhadap suatu produk. Produk Yakult ini dapat disegmentasikan menjadi pengguna produk kelas ringan (yang jarang mengonsumsi), menegah (yang sering mengonsumsi), dan kelas berat (yang sering dan teratur mengonsumsi).

2.     Segmentasi Demografi

Segmentasi demografi adalah segmentasi yang menyangkut usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, agama, ras, kewarganegaraan, pendidikan, dll.  Produk Yakult ini cocok dikonsumsi oleh semua kalangan yaitu anak-anak, remaja, ataupun orang tua segala umur dan cocok untuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Alasannya adalah Yakult dapat mencegah gangguan pencernaan, mengurangi racun dalam usus, meningkatkan daya tahan tubuh, dan konsumen ingin mendapatkan kesehatan dari produk Yakult tersebut.

3.     Segmentasi Geografi

Segmentasi geografi terbagi atas wilayah, ukuran kota, kepadatan penduduk, iklim, dan keadaan topografis. Produk Yakult lebih bagusnya di pasarkan di daerah kota besar atau kota industri daripada daerah pedesaan. Alasannya adalah di daerah kota banyak pencemaran zat-zat kimia pada makanan, oleh karena itu Yakult cocok untuk menetralisir racun yang ada di tubuh. Selain itu, konsumen di daerah kota ingin mendapatkan produk yang enak, mudah di dapat dan menyehatkan, serta konsumen di daerah desa lebih cenderung kepada obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan rempah atau obat tradisional.

4.     Segmentasi Psikografi

Segmentasi psikografi menyangkut tentang gaya hidup (life style) maupun kepribadian konsumen itu sendiri. Produk Yakult ini sendiri mengikuti gaya hidup masyarakat dengan pengelompokan pelanggan. Pelanggan yang modern maupun tradisional dengan melihat aktivitas, kesenangan, sosial dan lingkungan dimana pelanggan tersebut berada. Konsumen yang memiliki kepribadian simpel akan memilih produk ini, karena produk Yakult lebih efektif dikonsumsi karena kemasannya yang terbuat dari botol plastik yang ringan, aman, mudah di daur ulang dan mudah dipakai untuk transportasi. Alasannya, yaitu konsumen lebih suka mengkonsumsi Yakult karena harga relatif, kemasannya higienis dan mencukupi kebutuhan, serta Yakult dapat dibawa kemana saja karena kemasannya yang efektif, dan dapat kapan saja dikonsumsi.

 

*     Analisis Targeting

        Target pemasaran produk Yakult adalah untuk seluruh wilayah Indonesia dengan daerah distribusi tersebar di Pulau Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumatera, Batam, Bangka, Kalimantan dan Sulawesi. Yakult lebih memfokuskan pemasaran dengan spesialisasi produk. Memilih kelompok konsumen yang akan dilayani dalam penjualan sebagai sasaran dalam mengevaluasi daya tarik tiap segmen pasar.

        Target secara geografi sebagai permulaan adalah masyarakat di pusat kota-kota besar dan sekitarnya. Target geografi ini selanjutnya ditinjau dari permintaan pasar dan tingkat penjualan. Target secara demografi, yaitu semua umur, semua etnis, semua penghasilan, baik laki-laki maupun perempuan. Produk yang akan dibeli pelanggan adalah minuman, berdasarkan produk yang berupa minuman susu fermentasi.

 

*     Analisis Positioning

        Analisis positioning adalah penanaman brand kepada konsumen dengan proses seleksi atribut untuk diferensiasi dan menetapkan penentuan posisi di seluruh strategi dan taktik pemasaran. Yakult bisa dibilang sebagai market leader, hal ini dapat dilihat dari penguasaan pasar Yakult yang memposisikan produknya sebagai minuman kesehatan, terutama untuk kesehatan usus. Salah satu strategi pemasaran Yakult dalam memposisikan, yaitu dengan menciptakan motto "Cintai ususmu, minum Yakult setiap hari". Dengan demikian konsumen akan berfikir bahwa untuk menjaga kesehatan usus, mereka harus mengonsumsi Yakult setiap hari. Positioning sebuah merek akan lebih kuat dan efektif jika produk tersebut merupakan produk pelopor dibidang industrinya, seperti Yakult dibidang minuman kesehatan usus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1.     Segmentation merupakan proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok atau segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik (Tjiptono, 2015:151). Targeting merupakan proses mengevaluasi dan memilih beberapa segmen pasar yang dinilai menarik untuk dilayani (Tjiptono, 2015:159). Dan Positioning merupakan upaya pengindentifikasian, pengembangan dan pengkomunikasian keunggulan yang bersifat khas dan unik sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus dibandingkan produk dan jasa pesaing dalam benak pasar sasaran” (Tjiptono, 2015:161)

2.     Dalam membangun hubungan pelanggan, diperlukan penetapan STP dengan jelas dan tepat pula agar strategi pemasarannya dapat dirancang serta dilaksanakan dengan efektif. Perusahaan juga perlu menjaga hubungan komunikasi dengan pelanggan  Hal ini dapat menguntungkan perusahaan dari segi profitabilitas, retensi pelanggan, maupun kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.

 

B.    SARAN    

Pembahasan materi dalam makalah ini cukup terbatas, untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk mendapatkan referensi tambahan melalui buku, jurnal, karya tulis ilmiah lainnya, atau internet yang relevan dan mendukung demi kesempurnaan makalah ini dengan memberi kritik ataupun saran terkait.



 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Nur Farida dan Ika Selviana. Pengaruh Strategi Segmentation, Targeting Dan Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Handphone (Studi Kasus Rizqy Mobile & Comp Gresik). Gema Ekonomi Jurnal Fakultas Ekonomi Vol. 8 No. 2, Desember 2019

Hari Wijaya dan Hani Sirine. Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Serta Strategi Harga Pada Perusahaan Kecap Blekok Di Cilacap. AJIE- Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol. 01 No. 03, September 2016.

http://econ-management.blogspot.com/2011/06/positioning-menurut-manfaat-atribut.html#:~:text=Penentuan%20posisi%20(positioning)%20menurut%20manfaat,pemimpin%20dalam%20suatu%20manfaat%20tertentu.&text=Penentuan%20posisi%20berdasarkan%20manfaat%20simbolis,obyek%20yang%20dimiliki%20orang%20sukses. di akses pada Hari Ahad, 11 Oktober 2020 pukul 01.04 WITA.

http://rizkamaulita6.blogspot.com/2016/11/makalah-manajemen-pemasaran-stp.html di akses  pada Hari Sabtu, 10 Oktober 2020 pukul 01.02 WITA.

https://alvanlovi.wordpress.com/2013/12/28/segmentasi-targeting-dan-positioning/ di akses pada Hari Ahad, 11 Oktober 2020 pukul 01.06 WITA.

https://slcmarketinginc.com/building-customer-relationship-to-the-next-level/  di akses pada Hari Rabu, 30 September 2020 pukul 18.58 WITA.

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-strategi-positioning-produk-untuk-persaingan-usaha/ di akses pada Hari Ahad, 11 Oktober 2020 pukul 01.30 WITA.

https://www.kompasiana.com/syafirarifa/59be854ff3d9e56a0e51c752/analisis-stp-produk-yakult?page=all#section1 di akses pada Hari Sabtu, 10 Oktober 2020 pukul 01.21 WITA.

https://www.sodexo.co.id/strategi-customer-relationship-untuk-tingkatkan-penjualan/ di akses pada Hari Rabu, 30 September 2020 pukul 18.54 WITA.

https://www.taupasar.com/2020/04/strategi-pemasaran-stp-segmentasi.html di akses pada Hari Rabu, 30 September 2020 pukul 19.04 WITA.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Teori Biaya Produksi

Makalah Komunikasi Bisnis