Makalah Teori Biaya Produksi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG MASALAH
Di dalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan produksi, menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak bisa dipisahkan layaknya uang keping logam yang memiliki dua muka yang berbeda namun dalam satu kesatuan.

Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan bertambahnya penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada saat ini Kebutuhan hidup tidak bisa diambil langsung dari alam, akan tetapi harus diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga terjangkau. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk memperoleh keuntungan. Akan tetapi,  permintaan pasar berubah-ubah sehingga menyulitkan perusahaan untuk melakukan kegiatan produksinya, produk apa yang akan di produksi?  Namun dalam melakukan proses produksi suatu barang, perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan produksi, salah satunya kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya produksi.

Biaya produksi merupakan proses mengeluarkan pengorbanan yang biasanya dapat berupa uang atau peralatan, agar produksi dapat dilaksanakan. Selain biaya produksi, ada biaya-biaya lain yang harus diperhatikan, seperti biaya admintrasi, biaya keuangan, dan biaya pemasaran. Selain itu biaya produksi dapat dibagi dua pula berdasarkan jangka yaitu jangka pendek dan jangka panjang.Dalam kasus perusahaan besar yang memiliki aset yang cukup banyak, dalam melakukan proses produksi tentu sudah ada perhitungan yang matang jumlah produk yang harus diproduksi supaya memperoleh keuntungan.Oleh sebab itu penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk “Biaya Produksi



1.2   RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam tugas mandiri ini adalah :
1.      Bagaimanakah pengertian teori Biaya Produksi menurut para ahli ?
2.      Beberapa konsep biaya jangka pendek dan jangka panjang ?
3.      Berbagai bentuk kurva jangka pendek dan jangka panjang ?
4.      Penjelasan skala ekonomi dan skala tidak ekonomi ?


1.3   TUJUAN PENULISAN
1.      Agar mengetahui definisi biaya produksi dari para ahli.
2.      Agar mengetahui konsep biaya jangka pendek dan jangka panjang.
3.      Agar mengetahui bentuk – bentuk kurva jangka pendek dan jangka panjang.
4.      Agar mengatahui definisi skala ekonomi dan skala tidak ekonomi.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1   PENGERTIAN TEORI BIAYA PRODUKSI
     Ada beberapa pengertian biaya produksi menurut para ahli yaitu :
Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung  dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di periode mana produk itu dijual (Abdul Halim, 1998) .

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung, biaya langsung , dan biaya overhead pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993)

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi,1995)

Biaya produksi adalah biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk (Garrison, Ray H., Eric W.  Noreen, Peter C. Brewer, 2008)

Dari beberapa pendapat para ahli intinya tetap sama yaitu :
 Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa . Atau Biaya Produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yag akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.





Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :
1.      Biaya eksplisit
Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan .

2.      Biaya tersembunyi
Biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang tergolong dengan biaya tersembunyi antara lain adalah Pembayaran untuk keahlian perusahaan produsen tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya.

3.      Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung
Biaya Langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang dihasilkan. yang termasuk biaya langsung adalah biaya untuk pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja yang langsung menganai produksi.

4.      Biaya Kesempatan(oppotunity cost) dan Biaya Historis
Biaya kesempatan adalah niai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Misalnya dalam pembuatan secara alternatif  yaitu kayu . Kayu dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang maka ada kesempatan yang hilang untuk menghasilkan barang lain dengan kayu tersebut.

5.      Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan.
Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan waktu membeli faktor produksi.

6.      Biaya Incremental
Adalah biaya yang timbul sebagai akibat keputusan yang telah dibuat.

7.      Biaya Relevan
Adalah biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telat dilakukan.

2.2   FUNGSI BIAYA JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu: jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan dapat menambah salah satu factor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan perkataan lain, dalam analisis dimisalkan bahwa sebagian dari factor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua factor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu diperlukan.

Biaya produksi, menurut Sadono Sukirno didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang akan diproduksikan perusahaan tersebut. (Sadono Sukirno 2008:208). Biaya produksi yang dikeuarkan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis: biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan factor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya produksi adalah taksiran pengeluaran terhadap factor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

Menurut Karl E. Case & Ray C. Fair dalam jangka pendek, semua perusahaan (kompetitif maupun nonkompetitif) memiliki biaya yang harus mereka tanggung apapun output mereka. Sebenarnya, beberapa biaya tetap harus dibayar meskipun berusaha berhenti berproduksi yakni, meskipun outputnya nol. Jenis biaya ini disebut biaya tetap, biaya tetap adalah segala biaya yang tidak tergantung pada tingkat output perusahaan. Biaya ini tetap timbul meskipun perusahaan tidak memproduksi apapun. Tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang, dan perusahaan tidak bisa melakukan apapun dalam jangka pendek untuk menghindarinya atau mengubahnya. Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak memiliki biaya tetap, karena perusahaan itu bisa memperluas, mempersempit, atau keluar dari industry.

Perusahaan memang memiliki biaya tertentu dalam jangka panjang yang tergantung pada tingkat output yang mereka pilih. Jenis biaya ini disebut dengan biaya varibel, biaya variable adalah baiya yang tergantung pada tingkat produksi yang dipilih. Biaya tetap dan biaya variable merupakan penyusun biaya total, biaya total adalah biaya tetap ditambah biaya variable.

            2.2.1 Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek
            Tabel 10.1 menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat dalam table 10.1 tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah factor produksi yang berubah-ubah jumlahnya, sedangkan factor produksi yang lain jumlahnya tetap.Sehingga keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap.
Tabel 10.Biaya Produksi dalam Jangka Pendek (dalam ribuan rupiah)


a.       Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = TFC + TVC

b.      Biaya Tetap Total (TFC)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penuruanan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC
FC = TC – VC
Dalam Tabel 10.1 besarnya biaya tetap total, yang ditunjukkan dalam kolom (3), adalah Rp 50.000

c.       Biaya Berubah Total (TVC)
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah dan bahan baku. Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:
TC = FC + VC
VC = TC – FC
Dalam table 10.1, dimisalkan setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. Berdasarkan pemisalan ini, biaya berubah total ditunjukkan dalam kolom (4).


d.      Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC = TFC / Q

e.       Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AVC = TVC / Q

f.       Biaya Total Rata-rata (AC)
Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AC = TC / Q atau
AC = AFC + AVC

g.      Biaya Marjinal (MC)
Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
MCn = TCn – TC n-1  atau
MCn = ∆TC / ∆Q

Perhatikan Tabel 10.1. Misalkan jumlah tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3. Dapat dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6 unit) dan biaya produksi bertambah sebanyak Rp 50.000, yaitu dari sebanyak Rp 150.000 menjadi Rp 200.000. Dengan demikian biaya marjinal adalah Rp 50.000 / 6 unit = Rp 8333


 BENTUK KURVA JANGKA PENDEK

1.      KURVA BIAYA TOTAL
Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam golongan kurva-kurva biaya total rata-rata, yaitu:

           Kurva TFC yang menggambarkan biaya tetap total
           Kurva TVC yang menggambarakan biaya berubah total
           Kurva TC yang menggambarkan biaya total

Pada permulaannya apabila jumlah factor berubah adalah sedikit, produksi marjinal meningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi, apabila produksi sudah semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan menyebabkan kurva TVC semakin tegak (lihat bagian bc).

Gambar 10.1




2.      KURVA BIAYA RATA-RATA

Gambar 10.2

            Kurva-kurva dalam gambar 10.2 dilukis berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam table 10.1. Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian disebabkan karna ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya tetap rata-rata.

3.      HUBUNGAN KURVA MC DAN AVC DAN  AC
            Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan diingat bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Hal itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum matematik.
Gambar 10.3

4.         KURVA MC
            Kurva MC menimbulkan sedikit masalah dalam menggambarkan, karena ia menunjukkan pertamn=bahan biaya kalau produksi naik satu unit. Dengan demikian ada dua tingkat produksi yang berkaitan dengan efek tersebut, tingkat produksi sebelum dan sesudah kenaikan produksi. Disebabkan oleh hal ini, titik-titik yang menggambarkan biaya merjian harus digambarkan diantara kedua-dua tingkat produksi tersebut. Ini berarti, sebagai conoh, titik yang menggambarkan biaya marjinal naik dari 0 unit menjadi 1 unit harus dibuat ditengah-tengah unit produksi 0 dan 1 titik. Contoh lain, untuk menggambarkan biaya marjinal pada waktu produksi naik dari 6 unit menjadi 12 unit, harus dibuat diatas tingkat produksi sebanyak 9 unit (karena unit produksi ke-9 adalah ditengah-tengah 6 unit dan 12 unit). Keadaan ini menggambarkan titik A. Menggambarkan contoh lain, perhatikan cara menentukan titik pada MC pada ketika jumlah produksi bertambah dari 33 unit menjadi 38 unit. Untuk kenaikan produksi ini MC = Rp 10000. Keadaan ini digambarkan oleh titik B. Gambar 10.3 secara khusus menunjukkan kurva MC yang dilukis berdasarkan data biaya marjinal pada table 10.



Gambar 10.4

2.2.2  Biaya Produksi Jangka Panjang
            Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi  tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah.
            Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumalah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.








CARA MEMINIMUMKAN BIAYA KURVA JANGKA PANJANG


            Karena dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang akan meminimumkan biaya produksi. Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva bioaya total rata-rata (AC). Dengan demikian analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.

            Contoh yang menggambarkan bagaimana analisis tersebut dibuat ditunjukkan dalam gambar. Dimisalkan terdapat 3 kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukkan oleh AC1, kapasitas 2 ditunjukkan oleh AC2, dan kapasitas 3 ditunjukkan oleh AC3. Dalam contoh ini pada hakikatnya pengusaha mempunyai 3 pilihan dalam menggunakan alat-alat produksi : kapasitas 1, kapasitas 2, kapasitas 3. Berturut-turut biaya produksi akan dikeluarkan untuk menggunakan masing-masing kapsitas tersebut adalah seperti ditunjkkuan oleh AC1, AC2, AC3. Yang manakah kapasitas yang akan dipilih produsen ? Faktor apakah yang menetukan pilihan tersebut.
            Faktor yang akan menetukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan tersebutingin mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik untuk menggunakan kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah kapasitas 2 (seperti dalam gambar, biaya produksinya adalah lebih tinggi ( lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas yang paling efisien, dan akan meminimumkan biaya produksi, untuk produksi di bawah 130  unit. Untuk produksi di antara 130 dan 240 unit, kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena biaya produksi adalah paling minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit.

            Seperti dapat dilihat dalam gambar. AC1 berada di atasAC2, yang berarti  dengan menggunakan kapasitas satu biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan kapasitas 2. Untuk produksi melebihi 240 unit, misalnya 275 unit, kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen. Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut :
1        Tingkat produksi yang ingin dicapai
2        Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia

2.3   SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI

2.3.1        SKALA EKONOMI
Skala kegiata produksi jangka penjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien. Ini mencerminkan oleh biaya produksi yang bertambah rendah.




Ada beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi :

1.      Spesialisasi Faktor-faktor Produksi
Dalam perusahaan yang kecil ukurannya, para pekerja harus menjalankan beberapa tugas. Oleh sebab itu mereka tidak dapat mencapai keterampilan yang tinggi di dalam mengerjakan tugas tertentu. Dalam perusahaan yang besar perlu adanya dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah keterampilan mereka. Produktivitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.

2.      Pegurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain
Setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin, dan berbagai jenis peralatan untuk melakukan kegiatan produksi. Harga bahan-bahan tersebut akan memnjadi bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentahdan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.

3.      Memungkinkan Produk Sampingan(by-Products) Diproduksi
Di dalam perusahaan-perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang(waste), yaitu barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu yang diciptakan oleh proses produksi. Di dalam perusahaan yang kecil biasanya jumlah tidak banyak dan tidak ekonomis untuk diproses menjadi barang sampingan. Tetapi kalau perusahaan merupakan kegiatan memproduksi yang besar, dan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat diproses menjadi barang yang diproduksi secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruhan operasi perusahaan.

4.      Mendorong Perkembangan Usaha Lain
Kalau sesuatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiatan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang besar tersebut. Sebagai contoh, pembesaran perusahaan lain akan mendorong pemerintah menyediakan jaringan pengangkutan yang baik, dan fasilitas penyediaanair dan listrik yang murah. Disamping itu perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa-jasa kepada perusahaan yang besar tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.

   2.3.2  SKALA TIDAK EKONOMI
            Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi. Keadaan ini diwujudkan oleh kegiatan memproduksi yang menurun efisiennya.

            Wujud skala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang sudah menjadi sangat besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengatur dan memimpinnya. Perusahaan yang terus menerus membesar biasanya berarti jumlah tenaga kerja yang digunakan meliputi beribu-ribu orang, dan mempunyai pabrik dan cabang di berbagai tempat.

             Sebagai akibatnya kegiatan dan organisasi perusahaan itu sudah menjadi sangat kompleks. Tidak mungkin lagi ia dipimpin oleh seorang manajer saja. Ini dapat mengakibatkan pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan yang sangat kaku dan memakan waktu yang lama untuk merumuskannya. Keadaan ini mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan, dan menyebabkan biaya produksi rata-rata semakin tinggi.








2.3.3   BEBERAPA BENTUK KURVA LRAC

         
           
            Sifat skala ekonomi dan skala tidak ekonomi dari kegiatan berbagai perusahaan merupakan faktor yang sanagat penting di dalam menentukan jumlah perusahaan di dalam sesuatu industri. Keadaan ini juga akan mempengaruhi bentuk kurva biaya total rata-rata jangka panjang yang dihadapi setiap perusahaan. Secara kasar dapat dibedakan tiga bentuk dari LRAC, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

            Dalam grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang sangat menguntungkan (yaitu biaya produksi rata-rata sangat cepat pengurangannya), tetapi pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak ekonomi sudah mulai wujud. Industri yang LRACnya berbentuk demikian pada umumnya terdiri dari banyak perusahaan, dan masing-masing perusahaan tersebut berukuran kecil.

            Dalam grafik (ii) juga pada permulaannya skala ekonomi sangat menguntungkan tetapi ia juga tidak berlangsung lama. Akan tetapi ia diikuti oleh kuva LRAC yang datar yang berarti pada tahap permulaan skala tidak ekonomi belum lagi menguasai kegiatan perusahaan. Baru pada tingkat produksi yang tinggi skala tidak ekonomi mulai berlaku. Industri yang mempunyai kurva LRAC yang berbentuk demikian terdiri dari beberapa perusahaan besar dan beberapa perusahaan yang kecil. Jadi besarnya perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut tidak seragam dan jumlah perusahaan masih relatif besar.

            Apabila kurva LRAC adalah seperti yang ditunjukkan oleh grafik (iii), industri biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannyadan jumalah perusahaan dalam industri tersebut relatif sedikit. Hanya beberapa perusahaan terdapat dalam sesuatu industri. Industri adalah bersifat sedemikian karena skala ekonomi tetap wujud sehingga ke jumlah produksi yang sangat banyak dan dapat menguasai pasaran.

















CONTOH KASUS (terbit Kamis, 19 April 2018 / 16:08 WIB)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bungkil kedelai menunjukkan peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, harga bungkil kedelai di Indonesia sempat menyentuh harga Rp 7.600 per kg, sementara pada Februari masih sekitar Rp 5.200 per kg.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko pun membeberkan bahwa pabrik pakan berencana menaikkan pakan ternak sebesar Rp 150 per kg. Tak hanya karena naiknya bungkil kedelai, kenaikan harga ini pun dipicu oleh menguatnya nilai dollar.
Bila harga pakan ternak ini meningkat, maka biaya pokok produksi pun akan meningkat. "Bila pakan ternak naik Rp 100 per kg, maka biaya pokok produksi akan naik Rp 200 per kg. Harga pembelian pasti naik," ujar Singgih kepada Kontan.co.id, Kamis (18/4).
Meski begitu, Singgih berharap kenaikan pakan ternak ini bisa ditunda. Pasalnya, peternak baru mulai merasakan keuntungan dari harga ayam yang mulai membaik.
Bila kenaikan harga pakan dilakukan sementara pemerintah menetapkan harga batas bawah dan atas untuk ayam dan telur, maka Singgih berpendapat keuntungan peternak bisa terus tergerus.
"Dalam empat tahun ini harga ayam babak belur, baru 2018 harga stabil sejak Januari. Jadi semua aturan supply demand mulai terasa hasilnya, tidak over supply," ujar Singgih.
Singgih mengatakan, saat ini rata-rata harga ayam di tingkat peternak sekitar Rp 19.000 per kg. Menurutnya, jumlah produksi dan permintaan konsumen pun sedang stabil.




BAB III
PENUTUP

 3.1 KESIMPULAN
            Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk dapat menghasilkan suatu barang / produksi. Dalam Teori ini, dikenal berbagai macam biaya dan dibedakan menurut jangka waktunya yakni jangka pendek dan jangka panjang. 

            Biaya tetap ialah Biaya yang besarnya tidak tergantung pada hasil Produksi, artinya biaya tetap dikeluarkan dengan jumlah sama meskipun hasil produksi mengalami penurunan, Sedangkan Biaya Variabel ialah Biaya yang besarnya berubah-ubah mengikuti tingkat produksi, artinya biaya ini akan semakin banyak dikeluarkan apabila produksi yang dihasilkan semakin meningkat. 

            Pada Teori biaya Produksi Periode Jangka Panjang semua biaya bersifat Variabel(berubah-ubah). Sedangkan pada periode Jangka Pendek biaya bersifat tetap ( tidak berubah). Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa biaya tetap pada periodejangka pendek juga akan mengalami perubahan. Tentu hal ini dikarenakan Faktor – factor tertentu yang harus menambah biaya tersebut. Misalkan dalam suatu usaha perkembangan dari usaha tersebut sangat maju dan oleh karena itu diperlukan tambahan peralatan untuk menunjang hasil produksi tersebut. Maka tambahan biaya tetap dalam jangka waktu tersebut memang harus dikeluarkan.

 3.2 SARAN
            Agar dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat, perusahaan harus mengadakan pengelompokkan atau pengkhlasifikasian biaya, agar biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat di bebankan dengan tepat sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual produknya secara wajar, dalam arti tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain sehingga produk yang di hasilkan perusahaan dapat bersaing dipasar.
DAFTAR PUSAKA

            Karl E. Case, Ray C. Fair. Prinsip-Prinsip Ekonomi(Case and Fair). 2006. Jakarta. Erlangga
            Munif,Achmad. Teori Ekonomi Mikro. 2013. Surabaya: Jenggala Pustaka Umum.
            Pramutoko,Bayu. Pengantar Ilmu Ekonomi 1. 2012. Surabaya: Jenggala Pustaka Umum.
            Pramutoko,Bayu. Teori Ekonomi Mikro. 2013. Surabaya: Jenggala Pustaka Umum.
            Sukirno,Sadono. Mikro Ekonomi. 1994. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

Makalah Komunikasi Bisnis