Makalah Kepribadian dan Gaya Hidup

 

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN

Kepribadian dan Gaya Hidup

 

 

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2:

NIM

NAMA LENGKAP

90200117001

Jumriana Rahmawati Said

90200117012

Kurniah

90200117020

Ian Kurniawan. A

90200117028

Fadhila Sildano

90200117041

Nurul Aisyah

90200117052

Nur Azizah

 

Dosen Pengampu:

Ahmad Efendi, SE, M.M.

 

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

      Alhamdulillahirabbil’alamin, syukur kami curahkan kepada sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Allah SWT. serta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. karena atas berkat rahmat, hidayah, petunjuk Nya lah sehingga kami dapat membuat, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini dengan judul Kepribadian dan Gaya Hidup.

      Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Perilaku Konsumen yang membahas mengenai kepribadian dan gaya hidup konsumen. Oleh karena itu, tentu kami mengharapkan adanya manfaat dari makalah ini baik kepada penulis, pembaca, dan semua pihak yang terlibat.

      Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perilaku Konsumen, Bapak Ahmad Efendi, SE, M.M. yang telah memberikan tugas ini sebagai salah satu proses perkuliahan tersebut sekaligus menjadi tambahan wawasan bagi kami. Terima kasih pula kepada teman-teman kelompok 2 Perilaku  Konsumen atas semangat dan kerja samanya yang singkat, sigap, terlebih dengan kondisi cuaca yang seperti ini dan masih berada dalam masa pandemi COVID-19. Juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang  terlibat dan membantu penyelesaian makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

                                                                              Makassar, Desember 2020

 

                                                                                            Penulis

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….

i

KATA PENGANTAR……………………………………………………...

ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………..

iii

BAB I PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG……………….…………………………………

4

B.    RUMUSAN MASALAH………………………………………………

5

C.    TUJUAN PENULISAN………………………………………..............

5

BAB II PEMBAHASAN

 

A.    KEPRIBADIAN…….…………………………………………….........

6

Pengertian Kepribadian…………………………………………………

6

Hadits Tentang Kepribadian……………………………………………

7

Teori Kepribadian……………………………………………………....

8

Tipe Kepribadian……………………………………………………….

11

Faktor yang Memengaruhi Kepribadian………………………………..

13

Karakteristik Pribadi yang Memengaruhi Perilaku Konsumen…………

15

Contoh Kasus Kepribadian……………………………………………..

16

B.    GAYA HIDUP…………..……………………………………………..

17

Pengertian Gaya Hidup…………………………………………………

17

Ayat Tentang Gaya Hidup…..………………………………………….

18

Teori Gaya Hidup…………………………………..…………………..

19

Jenis Gaya Hidup…………………………………………...…………..

20

Faktor yang Memengaruhi Gaya Hidup………………...………………

21

Manfaat Karakteristik Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran………....

23

Pengukuran Gaya Hidup……………………………………………......

23

Contoh Kasus Gaya Hidup…………………………………………...…

26

BAB III PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN…………………………………………………………

28

B.    SARAN…………………………………………………………………

29

DAFTAR PUSTAKA

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    LATAR BELAKANG

       Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001). Kita bisa mengambil suatu pandangan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam membeli produk dengan melihat sisi lain dari produk yang akan dibeli tersebut.Perilaku konsumen juga tidak lepas dari bagaimana kepribadian konsumen itu sendiri baik dalam merencanakan membeli suatu produk atau pun di saat berhadapan dengan produk yang akan dibelinya.

       Dengan begitu kepribadian konsumen menjadi sanagat diperhatikan oleh pemasar dalam rangka memberikan kemudahan bagi pemasar dalam menggali informasi tentang bagaimana konsumen dalam melakukan kegiatan belanja mereka. Namun apakah itu sebenarnya kepribadian yang sebenarnya? Kepribadian yang menjadi perhatian pemasar perlu juga diketahui maksudnya agar tidak menjadi asal kaprah yang menyebabkan kekeliruan yang berimbas kepada kesalahan informasi. Selain itu pula, perlu diketahui pula teori –teori yang membahas tentang kepribadian, faktor – faktor kepribadian, gaya hidup konsumen dan lain sebagainya.

 

 

 

 

B.    RUMUSAN MASALAH

       Melihat dari latar belakang yang telah dijabarkan di atas, ada beberapa rumusan masalah yang bisa dibahas dalam penulisan makalah ini dan menjadi bahan pembahasan yaitu:

1.     Apa pengertian kepribadian ?

2.     Apa saja teori kepribadian ?

3.     Apa saja faktor yang dapat memengaruhi kepribadian ?

4.     Apa pengertian gaya hidup ?

5.     Apa saja teori gaya hidup?

6.     Apa saja jenis gaya hidup?

 

C.    TUJUAN PENULISAN

      Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah secara umum untuk mengetahui bagaimana kepribadian dan gaya hidup mampu mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan ekonominya dimana perilaku tersebut yang menjadi objek penggalian informasi bagi pemasar dalam melakukan pemasaran produk mereka. Secara khusus, penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1.     Memahami pengertian kepribadian.

2.     Mengetahui apa saja teori kepribadian.

3.     Mengetahui faktor yang memengaruhi kepribadan.

4.     Mengetahui apa pengertian gaya hidup.

5.     Mengetahui teori gaya hidup.

6.     Mengetahui jenis-jenis gaya hidup.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

I.     KEPRIBADIIAN

A.    Pengertian Kepribadian

      Menurut Sujanto et. al (2006) kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) dan persona (bahasa Latin) yang merupakan kedok atau topeng. Hal ini berarti dia menutupi kelemahan yang ada pada dirinya, kepribadian merupakan suatu ciri yang khas agar perilaku atau tindakannya diterima oleh masyarakat. Kepribadian merupakan perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia yang memiliki ciri-ciri unik dan memengaruhi perilaku individu tersebut (Sumarwan, 2004). Menurut Mastuti (2005), karakteristik di dalam diri individu yang relatif menetap, bertahan, yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Kepribadian ini dapat menunjukkan perbedaan individu, konsistensi dan berlangsung lama, serta kepribadian yang dapat berubah (Sumarwan, 2004). Kepribadian itu lebih mengacu kepada pola-pola normal dari perilaku yang ditunjukkan individu, seperti atribut-atribut, sifat-sifat, dan kebiasaan yang membedakan individu dengan individu lainnya (Churchill Jr dan Gilbert A, 2005).

      Menurut G.W Allport (dalam Sujantor 2006) kepribadian adalah suatu organisasi psichopysis yang dinamis daripada seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Jadi, dari penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, kepribadian merupakan suatu kesatuan yang bersifat kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam maupun luar diri seseorang yang ikut menentukan kepribadian tersebut. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan seseorang merespon lingkungannya (Schiffman dan Kanuk, 2000).

      Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain. Dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.

B.   Hadits Tentang Kepribadian

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ وَقَالَ أَبُو ذَرٍّ لَمَّا بَلَغَهُ مَبْعَثُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَخِيهِ ارْكَبْ إِلَى هَذَا الْوَادِي فَاسْمَعْ مِنْ قَوْلِهِ فَرَجَعَ فَقَالَ رَأَيْتُهُ يَأْمُرُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ 

      Ibnu ‘Abbas meriwayatkan bahwa Nabi saw adalah orang paling dermawan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Dan Abu Dzar berkata bahwa ketika ia mendengar kedatangan Nabi Muhammad saw., ia berkata kepada saudara laki-lakinya, “Pergilah ke lembah itu dan dengarkan apa yang ia katakan.” Saudaranya kembali dan berkata, “Aku melihat ia memerintahkan orang-orang kepada moral dan perilaku (akhlak) yang paling mulia.” (HR. Bukhari)

      Dari hadits diatas, kita dapat melihat Rasulullah SAW, memerintahkan kita untuk berakhlak mulia. Kemudian dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari `Iyadh bin Himar, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

يَقُوْلُ اللهُ: إِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِيْ حُنَفَاءَ فَـجَاءَتْهُمُ الشَّـيَاطِيْنُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَاأَحْلَلْتُ لَهُمْ

      Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus). Maka datanglah setan-setan kepada mereka, lalu menyimpangkan mereka dari agamanya dan mengharamkan bagi mereka apa yang telah Aku halalkan bagi mereka.”(Shahih Muslim)

      Dari hadits tersebut, telah jelas bahwa manusia sejak lahir sudah dalam keadaan hanif. Tetapi ketika mulai tumbuh dan berkembang, setan-setan menyimpangkan dari jalan yang benar, mengajak mereka mengerjakan apa yang telah dilarang Allah. Maka dari itu kita perlu menjaga akhlak kita, salah satu contohnya adalah dengan cara mengerjakan kebaikan.

 

C.    Teori Kepribadian

·       Teori Freud

            Teori ini dibangun atas dasar pemikiran bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari, terutama dorongan seksual dan dorongan biologis lainnya, merupakan inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Didasarkan kepada analisisnya , Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yang saling mempengaruhi yaitu id, superego, dan ego.

            Id dirumuskan sebagai “gudang” dari berbagai dorongan primitif dan impulsif berupa kebutuhan fisiologis dasar seperti rasa haus, lapar, dan seks yang diusahakan individu untuk segera dipenuhi, terlepas dari bagaimana cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.

            Sedangkan superego dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode etik yang berlaku di dalam masayarakat. Peran superego adalah menjaga agar individu tersebut memuaskan kebutuhan dengan cara yang dapat diterima masyarakat.

            Terakhir, yaitu ego, merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya sebagai p emantau dalam diri manusia yang berusaha menyeimbangkan tuntutan id yang impulsi f dengan kendala sosial buadaya atas superego.

            Freud juga menekankan bahwa kepribadian individu dibentuk ketika ia mela lui beberapa tahap khas perkembangan bayi dan masa kanak-kanak. Tahap-tahap ini terdiri dari tahap oral, anal, phallic, laten, dan genital. Menurut teori Freud, kepribadian orang dewasa ditentukan oleh seberapa baik dia menghadapi krisis ya ng dialami selama melalui setiap tahap ini.

            Para peneliti yang menerapkan teori psikionalitis Freud pada studi kepribadian konsumen percaya bahwa dorongan pada manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa para konsumen terutama tidak menyadari alasan mereka yang sebenarnya atas pembelian suatu jenis barang / jasa tertentu. Para peneliti ini cenderung memandang bahwa pembelian konsumen dan kepemilikan barang oleh konsumen sebagaicerminan dari kepribadian individu yang bersangkutan.

·       Teori Kepribadian Neo-Freud

            Penganut Neo-Freud percaya bahwa hubungan atau lingkungan sosial menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian. Dan motivasi berperilaku diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

            Teori neo frued menyatakan bahwa hubungan sosial adalah faktor dominan dalam pembentukan dan pengembangan kepribdian manusia. Para tokoh teori sosial psikologi antara lain :

a.      Alfred Adler, berpendapat bahwa manusia berusaha mencapai berbagai tujuan rasional yang disebut sebagai gaya hidup, dan seorang individu berusaha mengatasi kelemahan dirinya untuk mencapai kekuatan dan keunggulannya.

b.     Sullivan, mengemukakan bahwa manusia secara terus menerus membina hubungan dengan manusia lainnya untuk memperoleh manfaat dari hubungan tersebut, dan manusia selalu berusaha mengurangi tekanan pada dirinya, seperti rasa khawatir.

c.      Horney, membahas rasa khawatir pada diri manusia sebagai dampak dari hubungan antara orang tua dan anak, dan individu selalu ingin mengatasi masalah kekhawatiran tersebut.

            Banyak pemasar menggunakan teori Neo-Freud ini secar intuitif. Misalnya jika seorang pemasar ingin memposisikan produk mereka sebagai produk yang memberikan kesempatan menjadi bagian dan dihargai orang lain dalam lingkkungan kelompok / sosial tertentu, maka pemposisian produk tersebut berdasarkan pengggambaran karakterisitik individu yang yang patuh menurut Horney.

·       Teori Sifat (Trait Theory)

            Teori sifat merupakan awal penting berpisahnya dari pengukuran kualitatif yang menjadi ciri khas gerakan pengikut Freud dan Neo-Freud. Orientasi Teori Sifat terutama bersifat kuantitatif / empiris. Teori ini memfokuskan pada pengukuran kepribadian menurut karakteristik psikologis khusus yang disebut sifat. Sifat didefinisikan sebagai cara yang khas dan relatif bertahan lama yang dapat membedakan seorang individu dari individu lain. Tes sifat kepribadian tunggal yang dipilih (yang hanya mengukur satu sifat) sering disusun terutama untuk dipakai dalam studi perilaku konsumen.

            Tes kepribadian ini mengukur berbagai sifat seperti keinovatifan konsumen (seberapa besar kemauan seseorang untuk menerima berbagai pengalaman baru), materialisme konsumen (tingkat kecenderungan konsumen pada “kepemilikan duniawi”), dan etnosentrisme konsumen (kemungkinan konsumen untuk menerima/ menoilak berbagai produk buatan luar negeri). Para peneliti sifat telah menemukan bahwa biasanya lebih realistis mengharapkan kepribadian berhubungan dengan cara konsumen membuat pilihan mereka atas konsumsi golongan produk yang luas, bukan atas merk tertentu.

            Menurut loudon dan dell bitta 1993 teori ini didasarkan pada 3 asumsi yaitu: individu memiliki perilaku yang cenderung relatif stabil, orang memiliki derajat perbedaan dalam kecendrungan prilaku tersebut, jika perbedaan perbedaan kepribadian individu tersebut diidentifikasi dan diukur maka perbedaan tersebut bisa menggambarkan kepribadian individu – individu tersebut. Menurut mowen dan minor 1998 mengutip ciri kepribadian sebagaimana yang dikemukakan oleh R. CATTER, H. EBET DAN M.TATSUOKA pada tahun 1970

o   Pendiam vs ramah

o   Bodoh vs cerdas

o   Labil vs stabil

o   Agresif vs penurut

o   Serius vs santai

o   Expedient vs conscientions

o   Pemalu vs mudah bergaulTeguh vs lemah

o   Percaya vs curiga

o   Praktis vs abstrak

o   Unpretentoins vs polishSelf-assured vs self-reproaching

o   Conservative vs experimenting

o   Group- dependent vs self sufficient

o   Undisiplined vs controlled

o   Relaxed vs tense

D.    Tipe Kepribadian

      Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam beberapa tipe yaitu:

1.     Perfeksionis (The Perfectionist), Realistis, penuh pertimbangan, dan memegang prinsip. Mereka berusaha menjalani hidup dengan standar ideal tinggi. Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri, orang lain dan menghindari marah.

2.     Penolong (The Helper), Hangat, peduli, pengasuh, dan peka terhadap kebutuhan orang lain. Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai,mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.

3.     Pengejar prestasi (The Achiever), para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan. Energik, optimis, percaya diri, dan berorientasi tujuan.

4.     Romantis (The Romantic), orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra. Memiliki perasaan yang peka, pribadi yang hangat, dan pengertian.

5.     Pengamat (The Observer), Memiliki suatu kebutuhan akan pengetahuan, dan adalah pribadi yang introvert, pnuh rasa ingin tahu, analistis, dan berwawasan. Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.

6.     Pencemas (The Questioner), Bertanggung jawab, bisa dipercaya, dan menjunjung tinggi kesetiaan pada keluarga, teman, kelompok, dll. Kisaran kepribadian tipe ini cukup luas, mulai dari menarik diri dan kaku hingga berani mengungkapkan pikirannya dan melawan. Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.

7.     Petualang (The Adventurer), Terus terang, mengandalkan diri sendiri dan protektif. Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita.

8.     Pejuang (The Asserter), Energik, penuh vitalitas, dan optimis. Orang-orang bertipe ini ingin memberi sumbangsih kepada dunia. Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.

9.     Pendamai (The Peace maker), Mudah menerima, suka menyenangkan orang lain, dan mendukung. Pribadi semacam ini mencoba menyatu dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.

 

E.    Faktor yang Memengaruhi Kepribadian

            Menurut Yusuf dan Nurihsan (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian yaitu :

a.      Faktor Genetik (pembawaan)

      Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat yang kritis dalam perkembangan kepribadian, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemapuankemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.

b.     Faktor Lingkungan

      Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3:

1)     Keluarga

            Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya adalah kelurga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga dan keluarga merupakan orang yang penting bagi pembentukan kepribadian anak. Disamping itu keluarga juga dipandang dapat memenuhi kebutuhan manusiawi, terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya maka anak cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat. Suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga harmonis dan agamais maka perkembangan anaktersebut cenderung positif.

2)     Faktor kebudayaan

            Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap setiap warganya, baik yang menyangkut cara berpikir, cara bersikap atau cara berprilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap keperibadian dapat dilihat dari perbedaan masyarakat modern yang budayanya maju dengan masyarakat primitive yang budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam gaya hidupnya seperti dalam cara makan, berpakaian, memelihara kesehatan, berinteraksi, pencaharian, dan cara berpikir. Linton (1945, cit. Yusuf dan Nurihsan, 2008) mengemukakan ada tiga prinsip tipe dasar kepribadian yaitu pengalaman awal kehidupan dalam keluarga, pola asuh orangtua terhadap anak dan pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.

3)     Sekolah

            Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh dalam pembentu jikan kepribadian anak diantaranya sebagai berikut :

            Iklim emosional kelas Ruang kelas dengan guru yang bersikap ramah dan respek terhadap siswa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau bekerjasama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan. Sedangkan ruang kelas dengan guru yang bersikap otoriter dan tidak menghargai siswa berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa tegang, sangat kritis, mudah marah, malas untuk belajar dan berprilaku yang menggangu ketertiban.

            Disiplin Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang tegang, cemas dan antagonistik. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk sifat siswa yang kurang bertanggungjawab, kurang menghargai otoritas dan egosentris. Sementara displin yang demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga, merasa bahagia, perasaan tenang dan sikap bekerjasama.

            Prestasi belajar Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi peningkatan harga diri dan sikap percaya diri siswa.

            Penerimaan teman sebaya Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya dan juga orang lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.

 

F.     Karakteristik Pribadi yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

·       Umur dan Tahap Daur Hidup

          Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap – tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar sering kali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap dan daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk tiap tahapnya. Tahap – tahap daur hidup meliputi bujangan dan pasangan muda dengan anak, pasangan yang tidak menikah, pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, dll.

·       Pekerjaan

          Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata – rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaann tertentu. Misalnya perusahaan perangkat lunak komputer akan merancang produk berbeda untuk manajer merek, akuntan, insinyur, pengacara dan dokter.

·       Situasi Ekonomi

          Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).

·       Kepribadian

          Kepribadian merupakan kumpulan karakteristik perilaku yang dimiliki oleh individu dan bersifat permanen.

 

G.   Contoh Kasus Kepribadian

      Berdasarkan penelitian oleh Risa Martha dan Dwi Rachmina yang berjudul Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen Roti Merek Sari Roti menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengonsumsi roti merek Sari Roti adalah perempuan, berusia sekitar 18 hingga 22 tahun dan sumber keuangan setiap bulan masih banyak yang berasal dari orang tua yang besarannya dibawah satu juta rupiah. Konsumen melalui seluruh tahapan proses pengambilan keputusan pembelian roti merek Sari Roti.

      Pertama, keter-tarikan konsumen terhadap roti merek Sari Roti adalah didasari oleh motivasi keinginan untuk membeli variasi roti sesuai dengan seleranya. Kedua, penge-tahuan konsumen tentang roti merek Sari Roti bersumber dari iklan televisi dan cara penyampaian pesan menjadi perhatian utama. Ketiga, sebelum mem-beli mereka lebih cenderung memper-timbangkan harga terlebih dahulu dan merasa kemasan roti terlihat sederhana.Keempat, variasi dan jenis roti favorit konsumen ada dua, yaitu roti isi krim coklat vanila dan roti sobek isi coklat.

      Pembelian dilakukan di toko atau minimarket karena dekat dengan rumah atau kos atau kampus. Peran promosi mampu membuat mereka tertarik untuk mencoba. Informasi produk dinilai sudah lengkap, namun pembelian masih bersifat situasional. Kelima, setelah membeli, perasaan puas mendominasi dan diper-kuat oleh pembelian roti merek Sari Roti jenis lain jika jenis roti yang dicari belum tersedia. Hasil penelitian membuktikan bahwa sikap konsumen mahasiswa S1 IPB terhadap roti merek Sari Roti adalah suka. Namun atribut dengan skor penilaian evaluasi terendah adalah harga.

      Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa konsumen yang memiliki rasa penasaran yang tinggi akan lebih cenderung membeli roti dengan merek sari roti dengan varian rasa yang bermacam macam, namun harga menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk kembali membeli produk sari roti secara berulang.

II.     GAYA HIDUP

A.    Pengertian Gaya Hidup

      Menurut Kotler (2009: 175), gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan

berinteraksi di masyarakat. Gaya hidup adalah fungsi dari karakteristik individu yang telah terbentuk melalui interaksi sosial. Secara sederhana gaya hidup juga dapat diartikan sebagai cara yang ditempuh seseorang dalam menjalani hidupnya, yang meliputi aktivitas, minat, kesukaan/ketidaksukaan, sikap, konsumsi dan harapan.

      Gaya hidup merupakan pendorong dasar yang mempengaruhi kebutuhan dan sikap individu, juga memengaruhi aktivitas pembelian dan penggunaan produk. Dengan demikian, gaya hidup merupakan aspek utama yang memengaruhi proses pengambilan keputusan seseorang dalam membeli produk.

Menurut (Sunarto, 2003: 103), mendefinisikan gaya hidup atau life style adalah pola kehidupan seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus

mengukur dimensi AIO (activities, interest, opinion) utama konsumen aktivitas

(pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), pendapat (mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, produk). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa kemasa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen (Setiadi, 2010: 148).

 

B.    Ayat Tentang Gaya Hidup

      Dalam pandangan Islam gaya hidup dikelompokkan dalam dua golongan yaitu, gaya hidup islami dan gaya hidup jahili. Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang mutlak dan kuat yaitu tauhid, inilah gaya hidup orang yang beriman. Adapun gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan rapuh yaitu syirik, inilah gaya hidup orang kafir. Gaya hidup dalam Islam itu seseorang tidak diajar untuk hidup boros, perlu diingat bahwa boros atau tidaknya seseorang tidak hanya dilihat dari kuantitas dan kualitas pembelian atau pembelanjaan.

      Misalnya ada seseorang yang bisa membelanjakan uang seratus ribu dengan mendapat barang yang lebih banyak dari orang lain, padahal barang yang dibeli hampir sama. Ternyata ibu yang satu pentingkan kualitas barang, hingga berakibat harganya menjadi mahal, sedang satunya lebih memilih kualitas rata-rata, asal bisa membeli jumlah yang lebih banyak, karena menurutnya itu adalah langkah penghematan. Jika seseorang tidak bijak menyikapi hal ini, maka yang akan terjadi; membuat pribadi yang kikir atau pelit karena terlalu ketat mengatur keuangan dan khawatir jatuh miskin, bersifat monopoli atau menganggurkan harta hingga hal-hal yang menjadi pokok pembelanjaannya menjadi terabaikan apalagi untuk sedekah dan berzakat. Di samping itu gaya hidup yang bermewah-mewahan juga adalah hal yang dilarang. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Furqon (67):

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

      Dalam tafsir Al Jalalain menyebutkan bahwa bahwa sifat ‘ibadurrahman adalah ketika mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pelit. Mereka membelanjankan harta mereka di tengah-tengah keadaan berlebihan dan meremehkan. Intinya infak mereka bersifat pertengahan. Sedangkan menurut Ibnu Katsir bahwa sifat ‘ibadurrahman adalah mereka tidak mubadzir (boros) kala membelanjakan harta mereka, yaitu membelanjakannya diluar hajat (kebutuhan). Mereka tidak bersifat lalai sampai mengurangi dari kewajiban sehingga tidak mencukupi. Intinya mereka membelanjakan harta mereka dengan sifat adil dan penuh kebaikan. Sikap yang paling baik adalah sifat pertengahan, tidak terlalu boros dan tidak bersifat kikir.

 

C.    Teori Gaya Hidup

      Teori Gaya Hidup adalah teori yang menyebutkan bahwa tidak semua orang memiliki gaya hidup yang sama, setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda diantara beberapa gaya hidup itu telah memaparkan bahwa banyak orang yang memiliki resiko daripada gaya hidup lainnya

·       Hindelang, Gottfredson dan Garafalo

Berbicara tentang pola hidup atau kegiatan rutin yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup ini dipengaruhi oleh perbedaan umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pendapatan keluarga dan ras yang berkaitan dengan rutinitas sehari-hari yang rentan terhadap resiko-resiko untuk melakukan kejahatan. Gaya hidup ini sangat berpengaruh pada frekuensi orang berinteraksi dengan jenis gaya hidup tertentu.

·       Kennedy dan Forde (1990)

Menunjukkan bahwa latar belakang dan karakteristik dari aktivitas sehari-hari berpengaruh pada waktu yang diluangkan dalam gaya hidup yang beresiko dimana gaya hidup tersebut akan membawa orang kejalan yang lebih berbahaya lagi.

·       Sampson dan Wooldredge (1987)

Menyatakan seseorang dapat menjadi korban terhadap sebuah gaya hidup apabila mereka terus-menerus berinteraksi dengan kelompok yang memiliki potensi membahayakan dimana seseorang tersebut memiliki pertahanan diri yang lemah.

 

D.    Jenis Gaya Hidup

      Menurut Mowen dan Minor, kurang lebih terdapat sembilan jenis gaya hidup yaitu sebagai berikut :

1.     Funcionalists. Merupakan gaya hidup dimana seseorang menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting. Pendidikan rata-rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh). Memiliki usia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak.

2.     Nurturers. Muda dan berpendapatan rendah. Merupakan gaya hidup dimana seseorang  dimana Mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun rumahtangga dan nilai-nilai keluarga. Pendidikan diatas rata-rata.

3.     Aspirers. Berfokus terhadap menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-barang berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik Yuppie klasik. Memiliki Pendidikan tinggi, serta pekerja kantor, menikah tanpa anak.

4.     Experientials.mampu membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barang barang yang sifatnya  hiburan, hobi, dan kesenangan (convenience). Memilki  pendidikan rata-rata, tetapi pendapatannya diatas rata-rata karena mereka adalah pekerja kantor.

5.     Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Memiliki rentang usia setengah baya dan berpendidikan tinggi. Memiliki Pendapatan tertinggi dari kesembilan kelompok. Menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri. Menghabiskan uang di atas rata-rata untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya.

6.     Moral majority. Dimana Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja. Kelompok ini Berada pada tahap empty-nest. Memiliki Pendapatan tertinggi kedua. Pencari nafkah tunggal.

7.     The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi memiliki pendapatan tertinggi ketiga. Mampu Melakukan pembelian tempat tinggal kedua. Serta mampu Melakukan pengeluaran yang besar pada produk-produk padat modal dan hiburan.

8.     Sustainers. Merupakan kelompok orang dewasa dan tertua. telah pensiun. Memiliki tingkat pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari dan alkohol. Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.

9.     Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah.Dengan ersentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan merupakan keluarga-keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal jumlahnya di atas rata-rata kelompok minoritas dan memiliki gaya hidup superior.

 

E.    Faktor yang Memengaruhi Gaya Hidup

      Amstrong berpebdapat bahwa  gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa sebgaimana juga  teori aus dalam komunikasi interpersonal, termasuk didalamnya terdapat proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

      Lebih lanjut menurut Amstrong bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal) seperti juga pada  teori bawaan manusia dalam psikologi antropologi

      Faktor internal tersebut antara lain meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Sedangkan faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, yang berasal kelas sosial, dan kebudayaan. Dimana Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam bentuk aktivitas, minat, dan opininya.

      Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungan dan sekitarnya  seperti juga pada teori citra dalam komunikasi perusahaan. Menurut pemdapat Sunarto, indikator gaya hidup seseorang dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini :

1.     Kegiatan (Activity) merupakan apa yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Meskipun  kegiatan tersebut biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung

2.     Minat (Interest) merupakan objek peristiwa, atau topik dalam tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus-menerus kepadanya. Interest dapat digunakan berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut. Minat merupakan apa yang ia anggap menarik untuk dapat meluangkan waktu dan mengeluarkan uang. Minat dilandaskan pada faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

3.     Opini (Opinion) merupakan pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Dimana opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi berhubungan dengan peristiwa di masa datang dimana penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

 

F.     Manfaat Karakteristik Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran

      Karakteristik Gaya Hidup terbentuk melalui faktor internal dan eksternal (yang telah dijelaskan sebelumnya). Gaya hidup sendiri adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana orang membelanjakan uangnya dan mengalokasikan waktu. Disini perusahaan dapat mengidentifikasikan segmen berdasarkan karakteristik gaya hidup konsumen, mengatur ulang dan memfokuskan kembali usaha-usaha pemasarannya untuk membidik kelompok-kelompok dalam suatu ruang lingkup sambil tetap setia pada konsumen inti. Dengan memahami konsumen inti yang berada dalam target pasar, mereka berhasil menarik konsumen baru yang menguntungkan dengan cara yang efektif.

G.   Pengukuran Gaya Hidup

      Dalam pengukuran gaya hidup, teknik yang sering digunakan biasanya adalah adalah teknik AIO, yaitu : activities, Interest, dan Opinion, atau juga bisa digunakan teknik VALS, value and lifestyle

      Yang pertama, untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran psikografis yang berisi pernyataan-pernyataan yang dirancang untuk menilai gaya hidup sasaran, karekteristik kepribadian dan karekteristik demografi. Gaya hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis, pernyataan-pernyataan yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas ( A atau activities), minat (I=Interest) dan opini (O=opinion) konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement. Pernyataan activities, menanyakan apa yang dilakukan konsumen, apa yang dibeli konsumen, dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Sedangkan pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas konsumen. Adapun pertanyaan opini menanyakan pandangan dan perasaan konsumen mengenai berbagai topic kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar, baik yang local maupun internasional, masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.

      Josep Plumer menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas- aktivitas manusia dalam :

1.     Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

2.     Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya.

3.     Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4.     Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan dan tempat tinggal.

      Dimensinya secara lengkap untuk mengukur gaya hidup disajikan pada tabel berikut berdasarkan pengukuran gaya hidup AIO.

Aktivitas

Minat

Opini

Demografi

Pekerjaan

Keluarga

Mereka Sendiri

Usia

Hobi

Rumah

Masalah sosial

Pendidikan

Kegiatan sosial

Pekerjaan

Politik

Pendapat

Liburan

Komunitas

Bisnis

Jabatan

Hiburan

Rekreasi

Ekonomi

Ukuran Keluarga

Keanggotaan klub

Mode

Pendidikan

Tempat tingggal

Komunitas

Makanan

Produk

Geografi

Belanja

Media

Masa depan

Ukuran Kota

Olah raga

Prestasi

Budaya

Tahap daur hidup

Sumber : Asseal (1992) dalam Sumarwan (2011:196)

 

      Nilai-nilai individu, gaya hidup, dan psikografis dalam ilmu-ilmu sosial dianggap sebagai the softer side of science7. Dalam meramal perilaku konsumen, para ahli berpendapat bahwa nilai-nilai individu akan menentukan gaya hidup seseorang, dan gaya hidup seseorang akan menentukan konsumsi atau perilaku seseorang. Sebagian ahli memiliki pendapat yang sedikit berbeda. Mereka berpendapat bahwa nilai-nilai individu mempunyai hubungan langsung terhadap perilaku konsumen8. mengartikan nilai individu sebagai sesuatu yang dipercaya seseorang yang dalam beberapa hal lebih disukai dari hal-hal yang berlawanan (preferable to its opposite).

      Berbagai studi menemukan bahwa nilai-nilai yang dianut seseorang menentukan pola konsumsinya. Kahle dalam dalam studinya menemukan bahwa orang-orang yang menganut nilai kesenangan dan kenikmatan hidup banyak mengkonsumsi alkohol, dan mereka yang menganut nilai pentingnya berprestasi memiliki penghasilan yang tinggi.

      Dalam beberapa studi-studi yang lain juga memberi hasil yang cenderung konsisten. Dalam studinya para ahli menemukan bahwa human values dan values systems menentukan perilaku-perilaku dalam kehidupan seperti kontribusi-kontribusi karikatif/zakat, konsumsi media massa (konsumsi rokok, dan kecanduan obat bius).

      Gaya hidup seseorang menunjukkan pola hidup seseorang yang diperlihatkan dalam kegiatan. Gaya hidup seseorang mencerminkan keseluruhan pribadi orang tersebut dalam pergaulan dengan lingkungannya. Gaya hiduplah yang menggambarkan keseluruhan pola bertindak dalam pola interaksi seseorang yang mempunyai ciri psikologis.

      Dan dikuatkan lagi oleh kotler pengertian gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

      Ciri paling mencolok yang semakin banyak digunakan oleh perusahaan/produsen dalam memproduksi adalah produsen selalu mengkaitkan gaya hidup konsumen yang mengindikasikan bagaimana konsumen hidup, berpikir, berperilaku, dan bertindak. Sisi psikografis (Gaya hidup) sebagai cara untuk melakukan segmentasi pasar menunjukkan bahwa segmentasi psikografis (gaya hidup) menjadi semakin populer sebagai alat dalam pembuatan keputusan manajemen pemasaran. Penggunaan psikografis (gaya hidup) sebagai kriteria segmentasi pasar terus menerus mengalami peningkatan dengan harapan melalui segmentasi psikografis (gaya hidup) dapat menjelaskan lebih banyak variasi perilaku/tindakan konsumen dibandingkan bila hanya melakukan segmentasi dengan hanya melibatkan variabel-variabel demografis, geografis, dan/atau sosial-ekonomi.

      Semakin banyaknya penggunaan sisi psikografis (gaya hidup) untuk melakukan segmentasi pasar karena nilai konsumen dan karakteristik gaya hidup dapat menyediakan lebih banyak lagi pandangan bagi pemasar terhadap potret kehidupan. Gaya hidup konsumen sebagai sebuah fungsi karakteristik individual yang melekat pada konsumen dibentuk dan terbentuk melalui interaksi sosial seperti pergerakan konsumen dan daur hidup keluarga. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lainnya. Gaya hidup tersebut berkaitan dengan konsep diri dan dapat merupakan sumber informasi yang kompleks yang berbeda yang dipegang oleh seseorang tentang dirinya. Tujuan dari segmentasi psikografis (gaya hidup) adalah mengklasifikasikan konsumen kedalam segmen pasar yang dapat diidentifikasikan dengan pola gaya hidup yang spesifik.

      Yang kedua, VALS yang merupakan akronim dari “values and lifestyle”. Sistem VALS ini adalah pendekatan yang umum digunakan untuk penelitian tentang gaya hidup dalm menentukan segmentasi pasar. VALS dikembangkan oleh Arnold Mitchell dari SRI (Stanford Research Institute) Consulting Business Intelligence (sekarang SBI (Strategic Business Insights)). Mereka telah mengembangkan dua bentuk program VALS, yaitu VALS 1 (atau VALS) dan VALS 2.

 

H.   Contoh Kasus Gaya Hidup

Contoh 1

      Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan smartphone semakin penting dalam kehidupan sehari – hari.

Smartphone bahkan beralih menjadi kebutuhan primer, bukan lagi tersier. Penggunanya semakin berkembang. Mulai dari orang dewasa, hingga anak – anak tak sedikit yang sudah paham dan memiliki smartphone.

      Perilaku konsumen ini merujuk pada perilaku gaya hidup lingkungan. Dimana, keberadaan smartphone tidak hanya sebagai alat komunikasi dan bertukar informasi saja, melainkan juga sebagai sarana gaya hidup. Orang yang memiliki smartphone terbaru dinilai memiliki tingkat ekonomi lebih tinggi serta terbilang orang yang update. Predikat seperti ini dianggap keren dan sangat kekinian, hingga membuat penyandang predikat ini menjadi bangga. Dan tidak keberatan untuk mengikuti perkembangan smartphone.

 

Contoh 2

      Contoh dari realitas masyarakat konsumsi yang pada akhirnya menciptakan budaya konsumen dengan gaya hidup sebagai muaranya bisa digambarkan dengan saat orang makan di kafe yang ada di mall, bukan lagi mengejar cita-rasa makanan kafe yang enak dan mengenyangkan, namun karena kafe itu menjual tanda kehollywoodan, dan kehollywoodan sendiri adalah gaya hidup yang saat ini merupakan referensi individu dalam menentukan suatu plihan atau bertindak dengan menjadikan artis hollywood sebagai referensinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

      Berdasarkan pembahasan makalah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa:

1.     Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari kesuksesan. Secara praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon konsumen untuk berbagai situasi.

2.     Teori Kepribadian diantaranya terdapat Teori Freud yang mengemukakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yang saling mempengaruhi yaitu id, superego, dan ego; Teori Kepribadian Neo-Freud percaya bahwa hubungan atau lingkungan sosial menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian. Dan motivasi berperilaku diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia., dan Teori Sifat memfokuskan pada pengukuran kepribadian menurut karakteristik psikologis khusus yang disebut sifat

3.     Faktor yang memengaruhi kepribadian antara lain faktor genetik, dan faktor lingkungan (keluarga, biaya, dan sekolah)

4.     Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu ( aktivitas ), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya ( ketertarikan ), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya ( pendapat). Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan.

5.     Beberapa teori gaya hidup antara lain teori yang dikemukakan oleh Hindelang, Gottfredson dan Garafalo yang berbicara tentang pola hidup atau kegiatan rutin yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari; Teori oleh Kennedy dan Forde yang menunjukkan bahwa latar belakang dan karakteristik dari aktivitas sehari-hari berpengaruh pada waktu yang diluangkan dalam gaya hidup; dan teori oleh Sampson dan Wooldredge yang menyatakan seseorang dapat menjadi korban terhadap sebuah gaya hidup apabila mereka terus-menerus berinteraksi dengan kelompok yang memiliki potensi membahayakan dimana seseorang tersebut memiliki pertahanan diri yang lemah.

6.     Jenis-jenis gaya hidup antara lain Funcionalists, Nurturers, Aspirers, Experientials, Succeeders, Moral majority, The golden years, Sustainers Subsisters

 

B.    SARAN

       Pembahasan materi dalam makalah ini cukup terbatas, untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk mendapatkan referensi tambahan melalui buku, jurnal, karya tulis ilmiah lainnya, atau internet yang relevan dan mendukung demi kesempurnaan makalah ini dengan memberi kritik ataupun saran terkait.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Reski Amalia: 2017. "Pengaruh Kepribadian, Gaya Hidup dan Konsep Diri Terhadap Keputusan Pembelian Online di Kota Makassar". Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan Manajemen. UIN Alauddin Makassar. Makassar.

Risa Martha Muliasari, Dwi Rachmina. Keputusan Pembelian dan Sikap Konsumen Roti Merek Sari Roti (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor).

·       https://www.academia.edu/28963615/Makalah_Kepribadian_dan_Gaya_hidup diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 pukul 14:11 WITA

·       https://dosenpsikologi.com/teori-gaya-hidup-dalam-psikologi#:~:text=Dalam%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,uangnya%20serta%20bagaimana%20mengalokasikan%20waktunya diakses pada Rabu, 23 Desember 2020 pukul 14:57 WITA

·       http://repository.uin-suska.ac.id/6574/4/BAB%20III.pdf diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 pukul 17:14 WITA

·       https://tambahpinter.com/perilaku-konsumen/ diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 pukul 17:55 WITA

·       https://weedjaja.blogspot.com/2012/06/budaya-konsumen-dan-gaya-hidup.html diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 pukul 15:30 WITA

·       https://deebacalah.blogspot.com/2014/07/review-buku-eneagram-mengenal-9-tipe.html diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 pukul 18:35 WITA.

·       http://zuckyam.blogspot.com/2014/09/hadits-hadits-psikologi-kepribadian.html?m=1  diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 pukul 16:43 WITA.

·       https://fikryfadhil12.wordpress.com/2016/01/20/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup/  diakses pada Hari Rabu, tanggal 23 Desember 2020 pukul 16:23 WITA.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

Makalah Komunikasi Bisnis

Makalah Teori Biaya Produksi