Makalah Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Perusahaan Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Manajamen, Aspek Teknik dan Teknologi
LAPORAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
PT.
NAFY GARMENT INDONESIA
Oleh Kelompok 9:
90200117012 Kurniah
90200117014 Nurul
Asmi Asri
90200117028 Fadhila
Sildano
90200117042 Yusril
Dinata Kusuma
Dosen
Pembimbing:
Rusdi Rapprayoga , SE., MM.
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Laporan Studi Kelayakan Bisnis
PT. Nafy Garment Indonesia” Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan
ini.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan ke depan.
Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.
Makassar, 14 April 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
|
i
|
KATA PENGANTAR…………………………….……………………….
|
ii
|
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……
|
iii
|
BAB I PENDAHULUAN
|
|
Latar Belakang Pendirian Proyek…………………………………………...
|
5
|
Tuuan Pendirian Proyek…………………………………………………….
|
5
|
Ruang Lingkup Penyusunan………………………………………………..
|
6
|
BAB II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
|
|
Aspek Pasar………………………………………………………………….
|
7
|
Bentuk Pasar……………………………………………………………..
|
7
|
Permintaan dan Penawaran………………………………………………
|
7
|
Aspek Pemasaran……………………………………………………………
|
7
|
Segmentasi Pasar…………………………………………………………
|
7
|
Target Pemasaran………………………………………………………...
|
8
|
Strategi
pemasaran…………………………………………………………
|
8
|
BAB III ASPEK MANAJEMEN
|
|
Landasan Pendirian Proyek………………………………………………….
|
9
|
Visi dan Misi………………………………………………………………...
|
9
|
Struktur Organisasi………………………………………………………….
|
12
|
Tugas dan
Tanggung Jawab…………………………………………………...
|
12
|
Kebutuhan
Tenaga Kerja………………………………………………………
|
14
|
Balas Jasa
Tenaga Kerja……………………………………………………….
|
18
|
BAB IV ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
|
|
Lokasi dan
Lahan……………………………………………………………..
|
19
|
Luas
Produksi………………………………………………………………...
|
19
|
Layout
Bangunan……………………………………………………………..
|
19
|
Desain
Produk atau Jasa………………………………………………………
|
20
|
Sarana dan
Pra sarana…………………………………………………………
|
21
|
BAB V PENUTUP
|
|
Kesimpulan…………………………………………………………………...
|
22
|
Saran…………………………………………………………………………
|
22
|
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pendirian Proyek
Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi membuat banyaknya bisnis baru
yang bermunculan. Perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lainnya
untuk tetap bertahan dalam bisnis. Sebelum membuka sebuah usaha, perusahaan
harus mengetahui bagaimana cara mengelola usaha dengan baik, sehingga
perusahaan dapat bertahan dan bersaing serta memperoleh laba yang
menguntungkan.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama yang harus
dimiliki oleh setiap orang untuk dapat
hidup di dalam masyarakat. Secara umum, kebutuhan primer dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
sandang, pangan, dan pap an. Contoh sandang adalah pakaian yang dipakai
sehari-hari, pangan adalah makanan yang dimakan sehari-hari agar bisa melakukan
aktivitas, dan papan adalah tempat orang tinggal. Sandang atau pakaian
merupakan kebutuhan primer yang sangat
penting pada kehidupan sehari-hari karena dipakai dari mulai
beraktivitas sampai berakhirnya
aktivitas itu sendiri. Selain itu, pakaian juga berguna untuk melindungi diri
pemakai dari cuaca serta berguna untuk mempercantik diri. Tidak diragukan lagi
bahwa pakaian sangat dicari oleh orang-orang untuk mempercantik diri mereka.
Semua orang di dunia ini memakai pakaian sesuai selera agar enak dilihat dan
dianggap stylish oleh orang yang melihatnya.
Tujuan Pendirian Proyek
PT. Nafy Garment Indonesia hadir untuk memenuhi
kebutuhan sandang masyarakat Indonesia serta berkontribusi dalam memajukan
perekonomian dan meningkatkan
pertumbuhan negeri menjadi lebih baik.
Ruang Lingkup Penyusunan
Ruang lingkup
penyusunan studi kelayakan bisnis ini adalah dari segi :
1.
Aspek
Pasar dan Pemasaran
2.
Aspek
Manajemen
3.
Aspek
Teknik dan Teknologi
BAB
II
ASPEK
PASAR DAN PEMASARAN
Aspek Pasar
1. Bentuk
Pasar
Bentuk
pasar perusahaan ini adalah pasar persaingan. Konsumen dapat membeli, memesan
produk melalui distributor resmi perusahaan.
2. Permintaan
dan Penawaran
Permintaan dan penawaran saat ini dikumpulkan dari catatan
ststistik, sedangkan untuk masa yang akan datang perlu diadakan peramalan dengan
menggunakan variable yang didasarkan pada informasi saat ini. Penawaran yang
dilakukan adalah diutamakan dalam negeri, dan tidak menutup kemungkinan ke
depan PT. Nafy Garment Indonesia akan melakukan ekspor ke luar negeri.
Aspek Pemasaran
1. Segmentasi
Pasar
Segmentasi pasar adalah pembagian kelompok
konsumen / pembeli dengan kebutuhan, karakteristik, dan perilaku yang berbeda
dalam pasar tertentu, sehingga nantinya menjadi unit pasar yang homogen dan
dicari pasar dengan strategi bauran pemasarannya sendiri.
Segmentasi pasar adalah strategi perusahaan
untuk mengidentifikasi minat dan kebutuhan konsumen dalam suatu pasar, yang
kemudian menghasilkan produk baru (diversifikasi produk) yang memenuhi minat
dan kebutuhan konsumen tersebut. Dengan kata lain, Pasar yang setelah
segmentasi hanya mencakup satu dan beberapa pasar homogen.
Segmen pasar PT. Nafy Garment Indonesia dari segi geografisnya adalah
pasar di wilayah Indonesia, baik perkotaan maupun pinggiran kota. Secara demografis menargetkan semua jenis kelamin
dan kategori usia tertentu seperti remaja dan dewasa. Secara psikologis, produk
kaos PT. Nafy Garment Indonesia menargetkan untuk kelas sosial menengah ke
bawah.
2. Target
Pemasaran
Target pemasaran dari produk kaos ini
adalah untuk masyarakat di Indonesia dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dalam kategori usia remaja akhir (18-25 tahun) dan dewasa awal (26-35
tahun).
3. Strategi
pemasaran
Strategi
Pemasaran PT. Nafy
Garment Indonesia adalah melalui distributor resmi perusahaan (secara luring/offline). Sebagaimana yang telah kita
ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi dampak yang
signifikan terhadap kemajuan ekonomi di Indonesia. Masyarakat sudah memulai
melakukan perniagaan secara online (daring).
PT.
Nafy Garment Indonesia pun juga melakukan pemasaran daring/online via website
resmi perusahaan. Strategi lainnya yakni memberikan beberapa varian produk sehingga
tidak monoton dan konsumen memiliki berbagai pilihan untuk mengambil keputusan.
BAB
III
ASPEK
MANAJEMEN
Landasan Pendirian Proyek
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ
عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan
jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah
akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. ash-Shaff:
10-12).
Dari Al-Miqdam radhiyallahu ‘anhu,
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا
أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ
نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang mengkonsumsi
makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya
sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari
jerih payahnya sendiri.” (HR. Bukhari, Kitab al-Buyu’,
Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).
Dari Abu Sa’id Al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
التاجر
الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء
“Pedagang yang senantiasa jujur lagi
amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang
yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’
Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن أطيب
الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا لم يكذبوا و إذا ائتمنوا لم يخونوا و إذا وعدوا لم
يخلفوا و إذا اشتروا لم يذموا و إذا باعوا لم يطروا و إذا كان عليهم لم يمطلوا و إذا
كان لهم لم يعسروا).
“Sesungguhnya sebaik-baik
penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak
bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak
mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan
(dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan
apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu
Al-Lisan IV/221).
1.
Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin operasional yang
diberikan kepada setiap orang atau badan untuk melakukan kegiatan usaha bidang
Industri yang mengolah suatu bahan baku menjadi suatu produk dengan komposisi
dan spesifikasi baru. Menurut
Peraturan Pemerintah No.107/2015, IUI wajib bagi setiap pelaku usaha industri
dan diklasifikasikan menurut skala usaha (yakni IUI Kecil, IUI Menengah dan IUI
Besar). Namun demikian, masih terdapat usaha industri skala rumah tangga
dan/atau yang tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan belum
memiliki izin ini. Untuk memperbesar skala tempat produksi, IUI menjadi suatu
keharusan dan kebutuhan dalam memenuhi kelengkapan administrasi yang sering
dipersyaratkan dalam berbagai kerjasama bisnis (baik terkait penggalangan
tambahan modal, kontrak pembelian bahan baku, kontrak penjualan produk, uji
kualitas, dsb).
2.
Undang-undang Perindustrian, dalam Pasal 1 angka 2
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (UU Perindustrian)
dijelaskan bahwa industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan
barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa
industri. Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 tentang
Izin Usaha Industri (PP 107/2015) mewajibkan setiap kegiatan industri untuk
memiliki Izin Usaha Industri (IUI). Yang dimaksud dengan kegiatan industri itu
sendiri pada Pasal 2 ayat (2) PP 107/2015 adalah kegiatan mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya industri untuk menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi dan/atau menyediakan jasa
industri. Sedangkan Pasal 2 ayat (3) PP 107/2015 mengklasifikasikan kegiatan industri
menjadi 3 jenis, yaitu Industri kecil; Industri menengah; dan Industri besar.
3.
SIUP-Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07/M-DAG/PER/2/2017 Tahun 2017
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
36/M-DAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (“Permendag
07/2017”) Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”) adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, yang selanjutnya disebut SIUP.
Kewajiban memiliki SIUP bagi setiap perusahaan perdagangan disebutkan dalam
Pasal 2 ayat (1) Permendag 46/2009
4.
SITU-Menurut Peraturan Menteri
Perdagangan RI Nomor: 46/-DAG/PER/9 tentang penerbitan Izin Usaha menurut Surat
Izin Tempat Usaha “SITU” ialah surat untuk memperoleh ijin sebuah usaha di
sebuah lokasi dengan maksud agar tidak menimbulkan adanya gagasan atau kerugian
kepada pihak-pihak tertentu.
5.
AMDAL-Pasal 36 ayat (1) Undang
Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UUPPLH) menyebutkan bahwa "Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan".
Visi dan Misi
VISI
PT. Nafy Garment Indonesia
Menjadi industri garmen di Indonesia yang memenuhi kebutuhan
konsumen, memberi harga yang kompetitif dan produk berkualitas.
MISI PT. Nafy Garment Indonesia
1.
Melakukan
pekerjaan dengan professional, terbaik dan terpercaya.
2. Senantiasa melakukan pengelolaan
dan pembinaan sumber daya dengan baik berintergritas tinggi, dan kompeten.
3.
Menggunakan teknologi berkualitas untuk menciptakan
efektifitas dan efisiensi pekerjaan.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas
wewenang dan tanggungjawab secara sistematis yang menunjukan hubungan
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya suatu bisnis diperlukan suatu wadah untuk mengatur
seluruh aktifitas maupun kegiatan bisnis tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan
bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, wadah tersebut disusun dalam struktur
organisasi dalam bisnis. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan
pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat
diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan dari
bisnis tersebut dapat tercapai.
Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahaan ataupun suatu usaha akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan jenis perusahaannya.
Struktur Organisasi PT. Nafy Garment Indonesia
Tugas dan Tanggung Jawab
Posisi/Jabatan :
Kepala Ruangan / Production Supervisor
1.
Menerima Intruksi kerja dari bagian perencana produksi
2.
Standar waktu yang dibutuhkan untuk pengelesaian
order/style disesuaikan dengan keadaan ruangan.
3.
Tetapkan waktu mulai berjalannya produksi dan waktu
selesainya order dikerjakan.
4.
Pertimbangkan di line mana order akan dijalankan
sesuai dengan sumber daya.
5.
Rencanakan pemaiakain jam kerja yang akan digunakan
disesuaikan dengan sumber daya.
6.
Lakukan PP meeting (Pre Produsction Meeting); rapat
sebelum produksi mulai berjalan.
7.
Guna menghindari konflik, diskusikan dengan setiap
Kepala Line pengaturan tersebut.
8.
Periksa/konfirmasi ke kepala line kesiapan sumber daya
(operator dan mesin) di line.
9.
Awasi (kontrol) line produksi dan order-order yang
sedang berjalan.
10. Evaluasi
pendapatan hasil produksi ruangan, sesuaikan dengan rencana produksi ruangan.
11. Jika terjadi
penyimpangan dalam pencapaian hasil produksi, segera informasikan kepada kepala
line yang bersangkutan.
12. Lakukan
pengawasan (kontrol) terhadap bahan mentah/garment dan aksesoris yang datang ke
line yang bersangkutan.
13. Jika terjadi
penyimpangan-penyimpangan, segera lakukan penyesuaian dengan ruangan.
14. Buat
shipment planning (rencana kirim) mingguan.
15. Lakukan
hubungan komunikasi langsung dengan personil di luar lingkungan ruangan.
16. Lakukan
pengawasan terhadap kebersihan dan ketertiban ruangan.
Posisi/Jabatan :
Kepala Line Jahit/ Production Foreman
Bertanggung jawab kepada : Kepala Ruangan jahit
1.
Pelajari Order Produksi (OP) dari kepala ruangan.
Pelajari mengenai urutan proses dan keterangan prosesnya.
2.
Atur mesin dari awal sampai akhir. Bila terjadi
kekurangan mesin segera komunikasikan dengan Kepala Ruangan.
3.
Atur operator untuk mengerjakan tiap-tiap proses dan
sesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
4.
Periksa kesiapan mesin yang akan digunakan sesuai
dengan prosesnya, perhatikan:
1. Jenis mesin
2. Kondisi mesin; siap pakai atau perlu diservice
ulang
3. Jumlah mesin
5.
Periksa kesiapan bahan baku dan aksesoris untuk order
yang akan jalan.
6.
Buat 1 buah garment untuk ACC 1 (ACC : bahasa garment
untuk diperiksa dan disetujui) sesuai contoh dari buyer (buyer : bahasa garment
untuk pembeli). Kirimkan garment tersebut ke bagian Quality Control (QC) untuk
diperiksa, yang perlu ditanyakan kemudian adalah:
a.
Apakah garment tersebut sesuai dengan permintaan
Buyer.
b.
Bila disetujui (ACC) mintalah bukti ACC dari petugas
QC.
c. Bila tidak
disetujui, mintalah penjelasan penyebabnya beserta buktinya dan saran untuk
perbaikan.
7.
Informasikan komentar-komentar dari QC kepada
operator, agar kesalahan tidak terulang ketika mengerjakan partai besar.
8.
Pastikan kembali cara kerja membuat garment sudah
dimengerti atau belum oleh operator dan apakah cara kerjanya sudah benar atau
belum.
9.
Pantau dan awasi kerja setiap operator, jika ditemukan
kesulitan atau penyimpangan segera perbaiki dan beri contoh pengerjaan yang
benar.
10. Pada saat
partai besar sudah dikerjakan, siapkan 3 buah garment dan serahkan kepada
bagian QC untuk diperiksa (ACC-2). Mintalah laporan mengenai hasil pemeriksaan
dan informasikan keterangan tersebut kepada operator jahit. Untuk menghindari
kesalahan yang sama pada pengerjaan selanjutnya.
11. Evaluasi
target setiap 2 jam, bila ditemukan ada yang tidak mencapai target, maka
lakukan;
a.
Tanyakan kesulitan operator, ditempat kerjanya.
b.
Perhatikan cara kerjanya apakah sudah sesuai dengan
yang diajarkan.
c.
Berikan kemnali contoh cara kerja yang benar bila
perlu.
d.
Pastikan suplai barang lancar,.
12. Memberikan
laporan kepada Kepala Ruangan
Posisi/Jabatan :
Operator Jahit / Production Operator
Bertanggung jawab kepada : Atasannya masing-masing
1.
Lakukan pengecekkan sebelum mulai bekerja, terhadap
hal-hal berikut:
a.
Bersihkan mesin agar bersih dari debu dan minyak,
mesin siap pakai atau tidak rusak, pengaman jarum dan kaca pengaman mata dalam
keadaan terpasang.
b. Siapkan
alat-alat/perlengkapan jahit seperti meteran yang sudah dikalibrasi, gunting,
sekoci, pinset, jarum jahit yang sesuai dengan jenis kain yang akan dikerjakan.
2.
Untuk memulai menjahit, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
a.
Lakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang
terdapat dalam Order Produksi.
b.
Capai target per-proses per-jam sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
c.
Sesuaikan hasil jahitan dengan sampel dari buyer
d. Potong
benang sisa hasil jahitan, tidak boleh panjang dan harus bersih.
3. Laporkan
kepada Kepala Line mengenai kesulitan yang ditemui, seperti:
a.
Bila ada masalah pada saat mulai pekerjaan
b.
Bila terjadi kerusakan mesin yang terjadi pada saat
proses jahit
c.
Bila hasil potong yang dijahit sedah habis atau
menunggu proses selanjutnya
d. Bila
ditemukan kesulitan pada proses jahit.
4.
Perhatikan hal-hal berikut:
a.
Kerapihan dan kebersihan lingkungan kerja, menyapu
secara berkala.
b.
Bila meninggalkan mesin, mesin harus dalam keadaan
mati (tidak tersambung listrik).
c.
Dilarang mengubah, setelan mesin/memperbaiki mesin
tanpa ijin dari atasan/montir (maintenance)
d.
Dilarang merubah susunan mesin/menukarnya tanpa ijin
dari atasan.
e.
Dilarang merubah model jahitan.
f.
Dilarang menjahit bahan/melakukan pekerjaan yang bukan
ditugaskan oleh atasan.
g.
Penukaran jarum yang patah harus disertai dengan semua
bagian jarum yang patahnya dan sesuai dengan tipe ukuran jarum.
h.
Hasil jahitan harus disimpan dengan rapi dan terikat
dalam bundel.
i.
Simpan segala sesuatu pada tempatnya.
j. Berikan
perlakuan khusus untuk garment dengan warna terang seperti putih, untuk menghindari
banyaknya garment yang kotor.
Kebutuhan Tenaga Kerja
Tenaga kerja membutuhkan
kompetensi, khususnya keahlian dalam bidang ini seperti keahlian dalam
mengoperasikan mesin, menjahit, mengobras, keahlian memotong, mengukur, dan
lainnya, Selain balas jasa, tenaga kerja membutuhkan pembinaan melalui
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka agar bekerja secara efektif
dan efisien. Tenaga kerja juga memerlukan sarana dan prasarana yang dapat
digunakan untuk bekerja.
Balas Jasa Tenaga Kerja
Tenaga kerja akan mendapatkan gaji,
atau upah mingguan, asuransi kesehatan, bonus (bila melakukan kerja lembur atau
melebihi standar target produksi)
BAB
IV
ASPEK
TEKNIK DAN TEKNOLOGI
Lokasi dan Lahan
JL Kima, Bira,
Tamalanrea, Kawasan Industri Makassar, Kavling FF, No. 2, Bira, Makassar, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan 9024
Luas Produksi
Penentuan luas produksi adalah
berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang di hasilkan dalam waktu tertentu
dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta
biaya yang paling efisien.
Secara
umum luas produksi ekonomis di tentukan antara lain oleh :
1. Kecenderungan
permintaan yang akan datang
2.
Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan
pembantu, tenaga kerja dan lain-lain
3.
Daur hidup produksi dan produksi subtitusi
dari produk tersebut
PT.
Nafy
Garment Indonesia menargetkan luas produksi 1000-3000
lembar kaos per hari.
Layout Bangunan
Desain Produk atau Jasa
Desain produk kaos PT. Nafy Garment Indonesia adalah polos
atau bermotif yang memiliki varian lengan panjang atau lengan pendek, memiliki
model round neck atau v
neck, memiliki berbagai varian warna mulai dari warna primer seperti merah,
kuning, biru.
Sarana dan Pra sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sarana lebih
ditujukan untuk benda-bend atau peralatan bergerak. Dalam perusahaan ini
misalnya mesin jahit, kain, benang, jarum, gunting, meteran, kertas pola, meja
potong, mesin potong, meja stream, overdeck,
komputer, mesin obras.
Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Pada perusahaan PT. Nafy Garment Indonesia yang
menjadi prasarana antara lain gedung, ruangan khusus, gudang, listrik, lahan,
dan lainnya.
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu bisnis perlu pengkajian dan
melaksanakan studi kelayakan bisnis karena hendaknya suatu bisnis yang
direncanakan memberikan manfaat positif bagi pihak lain dan mengukur suatu
bisnis apakah bisnis layak untuk didirikan atau tidak untuk jangka panjang. Tentunya
studi kelayakan bisnis ini dilakukan demi kelangsungan usaha suatu perusahaan.
Namun, pendirian suatu Perusahaan
bukan berarti hanya berfokus kepada sekedar mencari keuntungan, itulah tujuan
adanya studi kelayakan bisnis, khususnya agar suatu Perusahaan atau organisasi
dapat memenuhi beberapa aspek khusus yaitu Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek
Teknik, Aspek Produksi, Aspek Manajemen dan SDM, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial,
dan Aspek Politik, Aspek Hukum, Aspek Lingkungan Hidup, dan Aspek Keuangan.
Sehingga setelah perusahaan PT. Nafy
Garment Indonesia ini telah di analisis terkait dengan studi kelayakan bisnis dari
segi aspek pasar pemasaran, aspek manajemen, dan aspek teknik dan teknologi
sudah dapat dikatakan baik.
Saran
Dalam menjalankan bisnis garmen kita
harus memahami terlebih dahulu ilmu mengenai bisnis itu sendiri Agar tenaga
kerja tidak jenuh sebaiknya ditambahkan fasilitas lainnya yang mendukung
peningkatan produktivitas kerja. Perusahaan tentu juga harus percaya dan yakin
bahwa usaha ini dapat berjalan dengan baik dan senantiasa kritik dan saran dari
orang lain, tidak mudah putus asa, memiliki kualitas baik. Dan seharusnya
diberi penilaian tentang aspek lain seperti keuangan, lingkungan, hukum, dan
lainnya agar lebih kompleks.
DAFTAR
PUSTAKA
Rionaldi, Alex, Abu: 2014. Usulan Perancangan Tata Letak Fasilitas Perusahaan
Garmen CV. X dengan Menggunakan Metode Konvensional. Bandung. Jurnal Online
Institut Teknologi Nasional.
http://feasibilitystudygroup5.blogspot.com/2016/12/analisis-studi-kelayakan-bisnis-pada.html diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 15.49 WITA.
http://hannastefi.blogspot.com/2016/05/makalah-aspek-teknis-dan-operasi-dalam.html diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul17.58 WITA.
http://saminolani.blogspot.com/2017/02/proposal-pendirian-perusahaan-konveksi.html diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 16.33 WITA.
https://abufawaz.wordpress.com/2012/04/10/hadits-hadits-shohih-tentang-keutamaan-perniagaan-dan-pengusaha-muslim/ diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 18.25 WITA.
https://adalah.co.id/segmentasi/ diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 16.17 WITA.
https://areaperbedaan.blogspot.com/2015/01/perbedaan-sarana-dan-prasarana.html diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 18.10 WITA.
https://carajadikaya.com/contoh-strategi-pemasaran/ diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 16.20 WITA.
https://docplayer.info/47911751-Studi-kelayakan-bisnis-konveksi-kaos-di-kota-bandung-skripsi.html diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 15.52 WITA.
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/517/jbptunikompp-gdl-irmayunita-25844-2-unikom_i-2.pdf diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 17.00 WITA.
https://pengusahamuslim.com/2053-perniagaan-yang-tidak-akan-merugi.html diakses
pada Hari Selasa, 14 April 2020 pukul 18.20 WITA.
https://www.temukanpengertian.com/2016/01/pengertian-perencanaan-tata-letak-pabrik.html diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul17.55 WITA.
https://yhantiaritra.wordpress.com/2015/06/03/kategori-umur-menurut-depkes/ diakses pada Hari Selasa, 14
April 2020 pukul 16.14 WITA.
Komentar
Posting Komentar