Proposal Pengaruh Penilaian Kinerja, Reward, Dan Punishment Terhadap Disiplin Kerja Driver PT.Gojek Indonesia Cabang Makassar
Pengaruh
Penilaian Kinerja, Reward, Dan Punishment Terhadap Disiplin Kerja
Driver Pt.Gojek Indonesia Cabang
Makassar
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan
untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian Jurusan
Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Disusun
Oleh :
FADHILA
SILDANO
90
200 117 028
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN
AKADEMIK 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
dunia bisnis yang semakin meningkat mendorong semakin tinggi pula tingkat
persaingan dalam bidang usaha, tidak terkecuali dalam sektor jasa. Seiring
dengan perkembangan tersebut, masalah yang dialami perusahaan semakin kompleks
karena perusahaan akan menghadapi lebih banyak pesaing, namun perusahaan
dituntut untuk dapat mencapai penjualan produk sesuai dengan target yang
diharapkan melalui peningkatan kualitas pelayanan Sumber Daya Manusia (SDM).
Beberapa poin penting yang menjadi
aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu penilaian kinerja atau
evaluasi kinerja karyawan untuk melihat kemampuan SDM, serta pemberian reward
dan punishment untuk menstimulasi dan memotivasi tenaga kerja agar lebih
bersemangat dan produktif.
Karena persaingan dan kompetisi yang
semakin hari menjadi semakin ketat maka karyawan dituntut untuk mampu memiliki kinerja
dengan baik. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya
(Rivai, 2015).
Prawirosentono (1999) menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, antara lain efektivitas dan
efisiensi, otoritas, disiplin, serta inisiatif. Salah satu dari empat faktor
tersebut ialah disiplin. Dimana disiplin merupakan tindakan manajemen untuk
mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan
yang dimiliki organisasi.
Untuk
membantu karyawan mencapai kinerja yang efektif, organisasi dapat memperhatikan
beberapa hal lain selain disiplin kerja, yaitu reward atau penghargaan.
Menurut Moorhead & Griffin (2013) reward atau penghargaan meliputi
banyak dari perangsang yang disediakan oleh organisasi untuk karyawan sebagai
bagian dari kontrak psikologis. Penghargaan juga memuaskan sejumlah kebutuhan
yang berusaha untuk dipenuhi oleh karyawan melalui pilihan mereka atas perilaku
terkait pekerjaan.
Simamora (2004) menjelaskan jika reward
adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan
produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang kompetitif.
Sementara Tohardi (2002) menyatakan
ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menegakkan disiplin, dimana salah
satunya adalah reward. Faktor lain yang juga mampu mempengaruhi kinerja
karyawan adalah punishment.
Menurut Mangkunegara (2013) punishment
merupakan ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki karyawan pelanggar,
memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran pada pelanggar.
Tidak hanya membantu untuk meningkatkan kinerja, punishment juga berguna
untuk memelihara kedisiplinan karyawan (Hasibuan, 2004).
Terry dalam Tohardi (2002) kurang
setuju jika disiplin hanya dihubungkan dengan hal-hal yang kurang menyenangkan
seperti hukuman (punishment), karena sebenarnya punishment merupakan
alat paling akhir untuk menegakkan disiplin.
Berdasarkan penjelasan tersebut
terkait penilaian kinerja, reward dan punishment merupakan salah satu cara yang
dapat diberlakukan perusahaan untuk meningkatkan disiplin kerja karena disiplin
merupakan kunci keberhasilan perusahaan. Perubahan paradigma perusahaan yang
kini banyak dipengaruhi oleh perubahan teknologi menuntut reformasi paradigma,
tak terkecuali pada perusahaan-perusahaan jasa transportasi, perubahan
paradigma perusahaan transportasi yang berbasis transportasi tradisional
berubah menjadi transportasi berbasis online.
Transportasi online merupakan
transportasi yang memanfaatkan aplikasi sebagai media pemesanan untuk
memudahkan konsumen dalam hal pemenuhan kebutuhan transportasi. Salah satu
perusahaan transportasi berbasis online yang ada di Indonesia adalah Gojek
Indonesia.
PT. Gojek Indonesia merupakan sebuah perusahaan teknologi asal
Indonesia yang melayani jasa angkutan melalui jasa ojek. Penilaian
kinerja, reward, dan punishment juga menjadi beberapa faktor yang
perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan agar disiplin kerja karyawan dapat
terjaga atau bahkan meningkat.
Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim,
Warga Negara Indonesia lulusan Master of Business Administration dari Harvard
Business School. Ide mendirikan Gojek pada tahun 2010. Gojek muncul dari
pengalaman pribadi Nadiem Makarim menggunakan transportasi ojek hampir setiap
hari ke tempat kerjanya untuk menembus kemacetan di Jakarta. Saat itu, Nadiem
masih bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief
Innovation Officer Kartuku.
Sebagai seorang yang sering
menggunakan transportasi ojek, Nadiem melihat ternyata sebagian besar waktu
yang dihabiskan oleh pengemudi ojek hanyalah sekadar mangkal menunggu
penumpang. Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan yang lumayan
bila banyak penumpang. Selain itu, ia melihat ketersediaan jenis transportasi
ini tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga seringkali cukup sulit untuk
dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa ada setiap saat dibutuhkan. Dari
pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat adanya peluang untuk membuat
sebuah layanan yang dapat menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Gojek
resmi berdiri dengan 20 orang pengemudi. Pada saat itu, Gojek masih
mengandalkan call center untuk menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.
Pada pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim mulai
mendapatkan tawaran investasi. Pada 7 Januari 2015, Gojek akhirnya meluncurkan
aplikasi berbasis Android dan IOS untuk menggantikan sistem pemesanan
menggunakan call center.
Saat ini, Gojek telah tersedia di 50
kota di Indonesia. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi Gojek sudah diunduh
sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android, dan
telah tersedia di AppStore. Gojek juga mempunyai layanan pembayaran digital
yang bernama Gopay. Layanan Gojek kini telah tersedia di Thailand, Vietnam dan
Singapura.
Gojek Indonesia menawarkan lebih
banyak jenis layanan, seperti jasa antar penumpang (Go-Ride), jasa antar barang
(Go-Send), jasa pemesanan makanan (Go-Food), jasa pembelian barang (Go-Mart),
jasa pemesanan mobil pick-up untuk membawa banyak barang (Go-Box), jasa
pembersih rumah (Go-Clean), jasa kecantikan (Go-Glam), jasa pemijitan
(Go-Massage).
B. Rumusan
Masalah
Salah satu hal yang menjadikan
perusahaan mencapai tujuannya dengan efisien adalah karena adanya disiplin
kerja karyawan perusahaan tersebut. Disiplin
kerja sangat diperlukan
untuk menunjang kelancaran
segala aktivitas organisasi .
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah dibahas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang disiplin kerja yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain karena adanya penilaian kinerja, reward, dan punishment
pada driver Gojek, Kota Makassar.
Berdasarkan
masalah di atas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu:
1. Apakah
penilaian kinerja berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja driver
Gojek di Makassar?
2. Apakah
reward, berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja driver Gojek
di Makassar?
3. Apakah
punishment berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja driver Gojek
di Makassar?
4. Apakah
penilaian kinerja, reward, dan punishment berpengaruh secara
simultan terhadap disiplin kerja driver Gojek di Makassar?
C. Hipotesis
Hipotesis
dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sugiyono
(2011 : 84).
H1
: Diduga penilaian
kinerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja driver Gojek di Makassar.
H2
: Diduga reward berpengaruh
positif terhadap disiplin kerja driver Gojek di Makassar.
H3
: Diduga punishment
berpengaruh positif terhadap disiplin kerja driver Gojek di Makassar.
H4
: Diduga penilaian
kinerja, reward, dan punishment berpengaruh positif terhadap disiplin kerja driver
Gojek di Makassar.
D. Definisi
Operasional
Definisi
operasional merupakan penjelasan dari variabel-variabel yang sudah
diidentifikasi, maka diperlukan definisi operasional dari masing-masing
variabel tersebut. Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu
yang menjadi perhatian.
Untuk membentuk
kesamaan persepsi antara pembaca dengan penulis sehubungan dengan
istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian, maka perlu di definisikan
secara operasiolnal. Adapun definisi-definisi operasional yang berhubungan
dnegan judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penilaian
Kinerja (X1)
Penilaian
Kinerja menurut Handoko (1994:11) : Penilaian
kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam
organisasi. Nilai penting dari penilaian kinerja adalah menyangkut penentuan
tingkat kontribusi individu atas kinerja yang diekspresikan dalam penyelesaian
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pada driver Gojek penilaian kinerja ini dapat dijadikan acuan untuk
menentukan bonus.
2. Reward/penghargaan
(X2)
Penghargaan
(reward) adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang
diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya
diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Driver Gojek bisa mendapatkan penghargaan dari pihak Gojek atau customer itu sendiri.
3. Punishment/hukuman
(X3)
Hukuman
(punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar
sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman
diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh
orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon
atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan. Driver Gojek bisa mendapatkan hukuman
langsung dari pihak Gojek apabila memiliki performa yang kurang baik ataupun
atas laporan dari customer.
4. Disiplin
kerja (Y)
Disiplin
kerja yaitu suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban pada peraturan perusahaan atau
organisasi dan norma-normal sosial yang berlaku.
E.
Penelitian
Terdahulu
Rumiris Siahaan (2013) mengambil judul penelitian Pengaruh Reward Dan
Punishment Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara Iii
Rambutan. Berdasarkan hasil penelitian, reward dan punishment berpengaruh
signifikan terhadap disiplin kerja
karyawan pada perusahaan.
Susan Aprianti, 2013 mengambil
judul penelitian Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap
Disiplin Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dengan arah
yang positif antara penilaian kinerja terhadap disiplin kerja pegawai.
Surya Idrus Wardhani Hakim Insany Fitri Nurqamar
melakukan penelitian dengan judul Penerapan Reward dan Punishment Terhadap
Kinerja Driver Gojek Indonesia Cabang Kota Makassar. Kesimpulannya adalah
Reward dan Punishment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
driver Gojek Indonesia Cabang Makassar. Namun, reward mempunyai pengaruh yang
lebih dominan dari pada punishment terhadap kinerja.
F. Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui apakah penilaian kinerja berpengaruh secara parsial terhadap
disiplin kerja driver Gojek di Makassar.
2. Untuk
mengetahui apakah reward berpengaruh secara parsial terhadap disiplin
kerja driver Gojek di Makassar.
3. Untuk
mengetahui apakah punishment berpengaruh secara parsial terhadap
disiplin kerja driver Gojek di Makassar.
4. Untuk
mengetahui apakah penilaian kinerja, reward, dan punishment berpengaruh secara
simultan terhadap disiplin kerja driver Gojek di Makassar.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak
yang terkait antara lain:
1.
Akademik
Untuk
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Dan dapat pula menambah pengetahuan baik teori maupun praktek
di bidang manajemen personalia. Terutama pengetahuan di bidang sumber daya
manusia.
2.
Perusahaan
Pada
PT. Gojek Indonesia dapat menjadi masukan dan dorongan mengenai pentingnya
mengetahui potensial penilaian kinerja, reward,
punishment untuk lebih meningkatkan disiplin kerja driver Gojek.
3.
Masyarakat
Dapat
menjadi bahan tambahan referensi dalam pengembangan penelitian. masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
Sumber Daya Manusia
1. Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer
dan atau semua tenaga kerja yang menopang seluruh aktivitas dari organisasi,
lembaga atau perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, bagian
yang mengurusi sumber daya manusia pada organisasi biasanya disebut departemen
SDM dan HRD.
Manajemen sumber daya manusia atau manajemen SDM,
adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Manajemen SDMdidasari
pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia – bukan mesin – dan
bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian Manajemen SDM menggabungkan
beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain.
Unsur Utama Manajemen SDM adalah manusia, Manajemen
sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Menurut Henry Simamora definisi manajemen sumber daya
manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian remunerasi,
serta pengelolaan individu anggota kelompok pekerja. Sedangkan, Melayu Hasibuan
menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni mengatur
peran hubungan kerja agar dapat secara efektif dan efisien dalam rangka untuk
mencapai tujuan perusahaan, pekerja, dan masyarakat.
2. Manajemen
Sumber Daya Manusia Perspektif Islam
Manusia merupakan mahluk yang memiliki kemampuan
istimewa dan menempati kedudukan tertingi di antara makhluk lainnya, yakni
menjadi khalifah (wakil) Allah di muka bumi. Islam menghendaki manusia berada
pada tatanan yang tinggi dan luhur. Oleh karena itu manusia dikarunia akal,
perasaan dan tubuh yang sempurna. Islam, malalui ayat-ayat Al Quran telah
mengisyaratkan tentang kesempurnaan diri manusia seperti antara lain di
sebutkan dalam QS. At-Tin/ 95:4. Firman Allah SWT:
لَقَدۡ خَلَقۡنَا
ٱلۡإِنسَـٰنَ فِىٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٍ۬
Terjemahannya:
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.
Kesempurnaan demikian dimaksudkan agar manusia menjadi
individu yang dapat mengembangkan diri dan menajdi anggota masyarakat yang
berdaya guna sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi sumber daya
dimilikanya.
Dalam ayat-ayat Al-Qur’an terdapat sejumlah pertanyaan
tinggi, kreatif dan produktif dengan sederet
istilah yang terpasang,
1. Sebagai khalifa di
bumi,
2. Sebagai makhluk yang
diunggulkan,
3. Sebagai pewaris
kekayaan alam,
4. Sebagai penakluk
sumber daya alam,
5. Sebagai pengemban
amanah.
Dalam kesanggupannya dalam memadukan beberapa macam
sumber daya untuk meningkatkan kualitas hidupnya menjadi mahkluk berbudaya
tinggi sumber-sumber daya itu adalah sumber daya alam, sumber daya manusia dan
teknologi.
Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang
bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat kepada Tuhan. Oleh karena
itu, segala kegiatan manusia harus merupakan bentuk ibadah.
MSDM yang ada dalam islam adalah semua sumbar daya
yang dimanfaatkan untuk ibadah kepada Allah, bukan untuk yang lainnya. Dengan
adanya rasa menerima amanah dari Allah maka kemampuan yang dimiliki akan
ditingkatkan dan dilakukan dalam rangka menjalankan amanah yang diemban. Sifat
yang akan tercermin dari sumber daya manusia islami yang baik ialah siddiq,
amanah, fatonah dan tablig. Keempat sifat ini adalah tolak ukur yang riil untuk
mengukur keunggulan sumber daya manusia islami. Pada intinya MSDM islam tetap
mengacu pada pencapaian kesejahteraan yang diridhoi oleh Allah, Tuhan semesta
alam, bagaimanapun caranya.
3. Tujuan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari
empat tujuan, yaitu :
1. Tujuan
Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan
manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada
pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen
sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun
demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.
Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal
yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan
Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi
departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya
manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki
kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan
Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial
merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat
melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan
organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat
menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan
Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam
pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi
individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan
jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika
tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat
menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.
Sedangkan tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut
Sedarmayanti ada 2 tujuan perusahaan diantaranya :
1. Produktivitas
Semakin tinggi dan
semakin baik sumber daya manusia yang dimiliki maka akan menciptakan
produktivitas yang baik bagi perusahaan.Sumber daya manusia yang terampil akan
menghasilkan sumbangsih yang lebih banyak dan lebih baik daripada sumber daya
manusia yang kurang terampil meski perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih
tinggi bagi sumber daya manusia terampil.
2. Laba
(Profit)
Sumber daya manusia yang
baik akan menghasilkan laba perusahaan yang lebih tinggi. Laba saat ini menjadi
tujuan utama bagi suatu perusahaan yang bersifat profit oriented yang juga
berkaitan secara tidak langsung dengan tujuan sumber daya manusia.Ukuran
kinerja dikembangkan untuk membandingkan antara input dan output. Oleh karena
itu ukuran kinerja karyawan saat ini berbasis pada ukuran laba yang diperoleh.
5. Fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia
1.
Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan manajemen sumber daya manusia
adalah upaya sadar dalam pengambilan sebuah keputusan yang sudah diperhitungkan
dengan matang mengenai hal apa saja yang akan dilakukan dimasa mendatang oleh
suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
2.
Rekrutmen (Recruitment)
Schermerhorn menyatakan bahwa rekrutmen (Recruitment)
merupakan suatu proses dalam penarikan kandidat guna mengisi posisi posisi yang
kosong. perekrutan yang efektive akan memberikan suatu peluang kerja kepada orang
orang yang memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memeuhi kualifikasi dan
spesifikasi dari perkerjaan.
3.
Seleksi
Seleksi tenaga kerja merupakan proses dalam menemukan
tenaga kerja yang sesuai dan tepat dari sekian kandidat yang tersedia. Tahap
pertama yang diperlukan setelah menerima surat lamaran adalah menelaah riwayat
hidup (curriculum vittae) para pelamar kerja. lalu dari riwayat hidup dilakukan
penyaringan antara pelamar kerja yang nantinya akan dipanggil dengan pelamar
yang gagal dalam memenuhi standar kualifikasi. kemudian kandidat yang telah
terpilih dipanggil untuk diuji baik tertulis, wawancara atau proses uji seleksi
yang lain.
4.
Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan atau istilah lainnya training adalah suatu
proses pembelajaran yang melibatakan perolehan suatu keahlian, peraturan,
konsep ataupun sikap guna meningkatkan kinerja para tenaga kerja. bahkan
pelatihan ini telah diatur dalam undang undang pada tahun 2003 yang menyatakan
pelatihan kerja merupakan semua aktivitas untuk memberikan, mendapatkan,
menigkatkan dan mengmbangkan kompetensi kerja, produktivtas, kedisiplinan,
sikap serta etos kejra pada tingkat keterampilan dan keahlian tertntu yang
sesuai dengan jenjang serta kualifikasi pekerjaan dan jabatan.
Pengembangan atau development merupakan upaya
penyiapan individu guna menanggung tanggungjawab yang beda ataupun lebih
tingggi dalam perusahaan. Hani handoko dalam bukunya pada tahun 2001 menyatakan
latihan dan pengembangan merupakan hal yang berbeda. Latihan atau istilah
(training) mempunyai tujuan untuk memperbaiki penguasaann berbagai keterampilan
dan tehnik pelaksaan kerja tertentu, terperinci dan rutin. sederhananya,
latihan untuk menyiapkan tenaga kerja guna melakukan pekerjaan – pkerjaan
sekarang. sedangkan pengembangan memiliki lingkup yang lebih luas lagi dalam
usaha memperbaiki serta meningkatkan kemampuan, pengetahuan, sikap ataupun
kepribadian.
5.
Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja fungsinya tak kalah penting dari
fungsi manajemen yang lain. fungsi evaluasi dan fungsi monitoring adalah
berbeda dan terkadang sulit dipisahkan. dalam penyusunan sebuah sistem dan
pembagian tugas, fungsi dan pembagian peran kadang kala tak semestinya perlu
dipisahkan secara nyata. fungsi manajemen atas (puncak) contohnya, meliputi
keseluruhan fungsi mulai dari planning hingga controlling. maka dari itu,
evaluasi oleh pimpinan perusahaan sering dilakukan dalam rapat kerja, rapat
pimpinan ataupun temu muka. fungsi evaluasi manajemen sumber daya manusia
tidaklah berdiri sendiri, fungsi ini berhubungan erat dengan fungsi pemantauan
dan fungsi pelaporan. fungsi evaluasi manajemen sumber daya manusia berguna
supaya perusahaan tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
6.
Kompensasi
Fungsi kompensasi adalah pemberian balas jasa secara
langsung atau tidak langsung yang berbentuk uang ataupun barang kepada tenaga
kerja (karyawan) sebagai bentuk imbal jasa dari perusahaan. prinsip dari
kompensasi ialah adil serta layak menyesuaikan dengan tanggung jawab tenaga
kerja dan prestasinya
7.
Pengintegrasian
Pengintegrasian merupakan aktivitas untuk menyatukan
antara kepentingan perusahaan dengan kebutuhan para karyawan, sehingga
menciptakan kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak
8.
Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan adalah aktivitas untuk memelihara
atau bahkan meningkatkan kondisi mental, fisik dan loyalitas pekerja supaya
tercipta adanya kerjasama yg panjang.
9.
Pemberhentian
Pemberhentian atau Pemutusan hubungan kerja (PHK)
adalah peng-akhiran suatu hubungan kerja perusahaan dengan tenaga kerja yang
disebabkan oleh sesuatu hal yang mengakibatkan hak dan kewajiban berakhir
antara pemberi kerja (perusahaan) dengan tenaga kerja.
6. Peran,
Tugas, dan Tanggung Jawab Manajemen Sumber Daya Manusia
1.
Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection
a.
Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan sumber
daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan
yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah
kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain.
Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan
lain sebagainya.
b.
Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk
memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka
analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description
dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
c.
Seleksi tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan
tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap
awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar
riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar.
Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara
pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan.
Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
2.
Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau
perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih
menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang
ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat
penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
3.
Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja
pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat
sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada
lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada
dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu
diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang
sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari
waktu ke waktu.
Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari
perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah
mendapatkanadded value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive
advantage. Adanya SDM ekspertis : manajer strategis (strategic managers)dan SDM
yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut merupakan
value added perusahaan. Value added adalah SDM strategis yang menjadi bagian
dari human capital perusahaan.
Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai
manajemen strategis, tetapi perusahaan kecilpun sebaiknya dikelola dengan
menggunakan manajemen strategis. Manajemen strategis merupakan sekumpulan
keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Dengan
demikian manajemen strategis melibatkan pengambilan keputusan berjangka panjang
dan rumit serta berorientasi masa depan dengan membutuhkan sumberdaya yang
besar dan partisipasi manajemen puncak. Manajemen strategis merupakan proses
tiga tingkatan yang melibatkan para perencana di tingkat perusahaan, unit
bisnis dan fungsional serta para perencana pendukung lainnya.
B. Penilaian
Kinerja
Meggison (Mangkunegara, 2005:9)
mendefinisikan evaluasi/penilaian kinerja adalah suatu proses yang digunakan
pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Selanjutnya,
Andew E. Sikula yang dikutip Mangkunegara (2000:69) mengemukakan bahwa
penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan
potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau
penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa objek orang ataupun sesuatu
(barang).
Definisi
yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak (2005:105) yang
menyatakan evaluasi kinerja adalah penilaian pelaksanaan tugas (performance)
seseorang atau sekelompok orang atau unit kerja organisasi atau perusahaan.
Dengan
demikian, evaluasi kinerja dapat dikatakan sebagai suatu sistem dan cara
penilaian pencapaian hasil kerja individu pegawai, unit kerja maupun organisasi
secara keseluruhan.
Menurut
Mangkunegara (2005:10) Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara
sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi.
Ada
beberapa metode penilaian kinerja karyawan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Menurut pendapat Rivai (2005:324) menyatakan bahwa metode yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode penilaian
berorientasi masa lalu.
2. Metode penilaian
berorientasi masa depan.
Adapun penjelasan lengkap dari kedua metode yang dimaksud
Rivai tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Metode penilaian berorientasi masa lalu
Ada beberapa metode untuk menilai prestasi kerja di waktu yang
lalu, dan hampir semua teknik tersebut merupakan suatu upaya untuk meminimumkan
berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam pendekatan-pendekatan ini. Dengan
mengevaluasi prestasi kerja masa lalu, karyawan dapat mendapat umpan balik atas
upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarah kepada
perbaikan-perbaikan prestasi.
Teknik-teknik
penilaian dari metode berorientasi masa lalu ini meliputi sebagai berikut :
1.
Skala peringkat (Rating Scale)
Di dalam metode ini para penilai diharuskan melakukan
suatu penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala
kerja tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.
2.
Daftar pertanyaan (Checklist)
Di dalam penilaian
berdasarkan metode ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang menjelaskan
beraneka ragam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu.
3.
Metode dengan penilaian terarah (Forced Choice Methode)
Di dalam metode ini
dirancang untuk meningkatkan objektivitas dan mengurangi subjektivitas dalam
penilaian.
4.
Metode peristiwa kritis (Critical Incident Methode)
Didalam metode ini merupakan
pemilihan yang mendasarkan pada catatan kritis penilai atas prilaku karyawan,
seperti sangat baik atau sangat jelek dalam melaksanakan pekerjaan.
5.
Metode catatan prestasi
Didalam metode ini
berkaitan erat dengan peristiwa kritis, yaitu catatan penyempurnaan.
6.
Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku (Behaviorally Anchore Rating
Scale=BARS)
Didalam metode ini
merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja satu kurun waktu tertentu di masa
lalu dengan mengaitkan skala peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu.
7.
Metode peninjauan lapangan (Field Review Methode)
Didalam metode ini,
penyelia turun ke lapangan bersama-sama dengan ahli dari SDM.
8.
Tes dan observasi prestasi kerja (Comparative Evaluation Approach)
Didalam metode ini mengutamakan
perbandingan prestasi kerja seseorang karyawan lain yang menyelenggarakan
kegiatan sejenis.
b.
Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
Metode ini menggunakan asumsi bahwa karyawan tidak lagi sebagai
obyek penilaian yang tunduk dan tergantung pada penyelia, tetapi karyawan
dilibatkan dalam proses penilaian. Karyawan mengambil peran penting
bersama-sama dengan penyelia dalam menetapkan tujuan-tujuan perusahaan.
Teknik-teknik
penilaian dari metode berorientasi masa depan meliputi sebagai berikut :
1.
Penilaian diri sendiri (Self Appaisal)
Perusahaan mengemukakan
harapan-harapan yang diinginkan dari karyawan,tujuan perusahaan, dan
tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan pada karyawan.
2.
Manajemen berdasarkan sasaran (Manajemen By Objective)
Suatu bentuk penilaian
dimana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau
sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang.
3.
Penilaian secara psikologis
Penilaian yang dilakukan
oleh ahli psikologi untuk mengetahui potensi karyawan.
4.
Pusat penilaian (Assessment Center)
Serangkaian teknik
penilaian oleh sejumlah penilai untuk mengetahui potensi seseorang dalam
melakukan tanggung jawab yang lebih besar.
Menurut Linman, metode umpan balik 360 derajat adalah
metode evaluasi yang menggabungkan umpan balik dari para pegawai itu sendiri,
rekan kerjanya, atasan langsung, para bawahannya dan pelanggan. Hasil yang
diperoleh dari survei yang bersifat rahasia ini selanjutnya ditabulasikan dan
dibagikan kepada pegawai yang dinilai, biasanya oleh seorang manajer.
Pada metode ini
penilaian dilakukan oleh beberapa elemen sebagai berikut:
1.
Rekan sekerja (peers), yaitu
rekan sekerja dari pegawai yang akan dinilai yang mengetahui secara langsung si
pegawai;
2.
Atasan langsung / Penyelia
(supervisor/superior), yaitu atasan langsung yang mengawasi pekerjaan atau
kinerja pegawai yang bersangkutan;
3.
Bawahan (sub-ordinates), yaitu
bawahan yang berada di bawah kendali pegawai yang dinilai;
4.
Pelanggan (customers), yaitu
pelanggan yang berhubungan langsung dalam proses bisnis dengan si pegawai (jika
diperlukan);
5.
Pemasok (suppliers), yaitu
pemasok yang berhubungan langsung dalam proses bisnis dengan si pegawai (jika
diperlukan).
Sebagian ahli
menambahkan pihak-pihak yang terlibat yang terdiri dari 6 pihak yaitu:
Manajemen Puncak (Top
Management)
Keterlibatan
manajemen puncak dalam proses ini biasanya untuk mengevaluasi manager level
menengah. Namun, dalam organisasi kecil, para manajer puncak juga mengevaluasi
kinerja manajer level bawa serta para pegawai senior.
Penyelia (Immediate Superior /
Supervisor)
Para
penyelia yang menjadi atasan langsung pegawai merupakan posisi yang paling
tepat untuk mengevaluasi kinerja para bawahannya. Hal ini disebabkan karena
mereka berinteraksi secara langsung dan memiliki informasi akurat tentang
kinerja para bawahannya.
Rekan Sekerja (Peers /
Co-workers)
Rekan
kerja juga dapat diminta untuk mengevaluasi kinerja rekan-rekannya. Hal ini
karena mereka bekerja secara terus-menerus secara bersama-sama sehingga mereka
mengetahui dengan pasti kinerja rekannya. Penilaian dari rekan kerja ini
merupakan yang paling banyak digunakan karena akurasi informasi yang diharapkan
akan diperoleh.
Bawahan Langsung (Subordinates)
Para
bawahan, juga bisa diminta untuk melakukan penilaian kinerja atasan mereka
bahkan saat ini para murid diminta untuk mengevaluais kinerja guru mereka.
Penilaian Diri Sendiri (Self
Appraisal)
Penilaian
kinerja juga bisa dilakukan oleh si pegawai sendiri. Dalam melakukan penilaian
si pegawai diharapkan kejujurannya. Hasil yang diperoleh lebih banyak ditujukan
untuk melakukan pengembangan diri pegawai.
Pelanggan (Customers)
Pelanggan,
jika dibutuhkan, bisa diminta untuk mengevaluasi kinerja para pegawai yang
berinteraksi dengan mereka. Hasil yang diperoleh biasanya lebih obyektif.
Perusahaan dapat memanfaatkan hasil penilaian oleh pelanggan untuk meningkatkan
kelebihan yang dimiliki para pegawai dan mengurangi atau menghilangkan
kekurangan pegawai mereka.
C.
Reward
Kata
reward berasal dari bahasa inggris yang artinya adalah ganjaran atau hadiah
(Echols dan Shadily, 2005:485). Reward dapat diberikan kepada sesorang atau
karyawan sebagai bentuk apresisi dan ungkapan terima kasih atas pencapaiannya
(Widjanarko, 2005:30).
Menurut Nawawi (2005:119), Reward
adalah suatu cara menumbuhkan perasaan diakui di lingkungan kerja, yang terkait
aspek kompensasi dan aspek hubungan antara sesama. Manajer menilai hasil
kinerja individu baik secara formal maupun informal. Sedangkan menurut Sunyoto
(2012:29) reward adalah sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa
atas prestasi kerja mereka.
Menurut Matteson dalam Koencoro
(2013:2) reward dibagi menjadi dua jenis yaitu reward ekstrinsik dan reward
intrinsik. Penghargaan ekstrinsik (ekstrinsic rewards) adalah suatu penghargaan
yang datang dari luar diri orang tersebut. Penghargaan ekstrinsik terdiri dari
penghargaan finansial yaitu Gaji, Tunjangan, Bonus/insentif dan penghargaan non
finansial yaitu penghargaan interpersonal serta promosi. Penghargaan intrinsik
(intrinsic rewards) adalah suatu penghargaan yang diatur oleh diri sendiri yang
terdiri dari Penyelesaian (completion), Pencapaian (achievement), dan Otonomi.
Menurut Ivancevich (2006:228) Reward
dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1.
Penghargaan Ekstrinsik (ekstrinsic
rewards)
adalah suatu penghargaan
yang datang dari luar diri orang tersebut.
a. Penghargaan
finansial:
1.
Gaji dan Upah
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang
yang diterima karyawan sebagai balasan atas posisinya sebagai seorang karyawan
yang telah memberi sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan
perusahaan atau dapat dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang
dari sebuah perusahaan. Upah adalah imbalan yang dibayarkan berdasarkan jam
kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan.
2.
Tunjangan
Tunjangan karyawan seperti dana pensiun, perawatan di rumah
sakit dan liburan. Pada umumnya merupakan hal yang tidak berhubungan dengan
kinerja karyawan, akan tetapi didasarkan pada senioritas atau catatan
kehadiran.
3.
Bonus/Insentif
Bonus/insentif adalah tambahan-tambahan imbalan di atas atau di
luar gaji/upah yang diberikan organisasi.
b.
Penghargaan non finansial:
1.
Penghargaan Interpersonal
Atau yang biasa disebut dengan penghargaan antar pribadi,
manajer memiliki sejumlah kekuasaan untuk mendistribusikan penghargaan interpersonal,
seperti status dan pengakuan.
2.
Promosi
Manager menjadikan penghargaan promosi sebagai usaha untuk
menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Kinerja jika diukur
dengan akurat, sering kali memberikan pertimbangan yang signifikan dalam
alokasi penghargaan promosi
2.
Penghargaan Intristik (intrinsic
rewards)
adalah
penghargaan yang diatur oleh diri sendiri.
a.
Penyelesaian (completion)
Bagi sebagian orang, kemampuan memulai dan menyelesaikan
suatu pekerjaan atau proyek merupakan hal yang sangat penting. Orang-orang
seperti ini menyebutnya sebagai penyelesaian tugas. Beberapa orang memiliki
kebutuhan untuk menyelesaikan tugas dan imbalan dari menyelesaikan tugas bagi
seseorang merupakan suatu bentuk penghargaan pada dirirnya sendiri.
b.
Pencapaian (achievement)
Pencapaian merupakan penghargaan yang muncul dalam diri
sendiri, yang diperoleh ketika seseorang meraih suatu tujuan yang menantang.
c.
Otonomi (autonomy)
Sebagian orang
menginginkan pekerjaan yang memberikan mereka hak untuk mengambil keputusan dan
bekerja tanpa diawasi dengan ketat. Perasaan otonomi dapat dihasilkan dari
kebebasan melakukan apa yang terbaik oleh karyawan dalam situasi tertentu.
D.
Punishment
Punishment
merupakan ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki karyawan pelanggar,
memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar
(Mangkunegara, 2000:130). Pada dasarnya tujuan pemberian punishment adalah
supaya pegawai yang melanggar merasa jera dan tidak akan mengulangi lagi.
Menurut
Rivai dalam Koencoro (2013:4) jenis-jenis punishment dapat diuraikan seperti
berikut :
1. Hukuman
ringan, dengan jenis: teguran lisan kepada karyawan yang bersangkutan, teguran
tertulis dan pernyataan tidak puas secara tidak tertulis.
2. Hukuman
sedang, dengan jenis: penundaan kenaikan gaji yang sebelumnya telah
direncanakan. sebagaimana karyawan lainya, penurunan gaji yang besaranya
disesuai dengan peraturan perusahaan dan penundaan kenaikan pangkat atau
promosi.
3. Hukuman
berat, dengan jenis: Penurunan pangkat atau demosi. pembebasan dari jabatan,
pemberhentian kerja atas permintaan karyawan yang bersangkutan dan pemutusan
hubungan kerja sebagai karyawan di perusahaan.
Menurut Imron (2011:169) Punishment adalah
suatu sanksi yang diberikan kepada seseorang sebagai akibat dari pelanggaran
terhadap aturan-aturan yang berlaku. Pada dasarnya tujuan pemberian punishment
adalah agar pegawai yang melanggar merasa jera dan tidak akan mengulangi
kesalahannya.
Hukuman diperlukan dalam meningkatkan
kedisiplinan dan mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan.
Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap semua karyawan.
E. Disiplin
Kerja
Menurut Rivai & Sagala (2013:825)
disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku dan untuk meningkatkan kesadaran juga kesediaan seseorang agar menaati
semua peraturan dan norma sosial yang berlaku di suatu perusahaan.
Menurut Hasibuan
(2007:193) mengemukakan bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi
atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.
Menurut
Setyaningdyah (2013:145) disiplin kerja adalah kebijakan bergeser individu
untuk menjadi diri bertanggung jawab untuk mematuhi peraturan lingkungan
(organisasi).
Menurut Harlie
(2010:117) disiplin kerja pada hakekatnya adalah bagaimana menumbuhkan
kesadaran bagi para pekerjanya untuk melakukan tugas yang telah diberikan, dan
pembentukan disiplin kerja ini tidak timbul dengan sendirinya.
Dengan paparan
tersebut disiplin kerja memang dibutuhkan untuk suatu perusahaan dalam
kaitannya untuk mempermudah dan melancarkan perusahaan dalam mencapai
tujuannya, karena disiplin kerja yang tertanam pada setiap karyawan akan
memberikan kesediaan mereka dalam mematuhi dan menjalankan aturan yang telah di
tetapkan demi memajukan perusahaan.
Menurut Rivai
& Sagala (2013:824) semakin baik disiplin yang dilakukan oleh karyawan
disuatu perusahaan, maka semakin besar prestasi kerja yang dapat dihasilkan.
Sebaliknya, tanpa disiplin yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai hasil yang
optimal.
F.
Hubungan Antar Variabel
1.
Hubungan antara penilaian kinerja dan disiplin
kerja
Penilaian kinerja memiliki peran untuk membentuk adanya disiplin kerja.
Dimana dalam hal ini, driver akan
merasa bahwa ia berada dalam pengawasan pihak Gojek.
2.
Hubungan antara reward dan disiplin kerja
Reward driver
Gojek yang paling mudah bisa di dapat dengan mencapai target customer per hari berupa bonus.
Sehingga, driver akan terus disiplin
dalam kerjanya untuk meningkatkan performa
dan mendapat respon baik dengan mengejar target yang telah ditetapkan itu.
3.
Hubungan antara punishment dan disiplin kerja
Apabila driver memiliki
performa yang menurun, pelanggaran kode etik, atau bahkan mendapatkan berbagai
laporan dari customer maka ia bisa
saja mendapatkan suspend atau
pembekuan akun Gojek. Maka ia akan senantiasa melaksanakan tugasnya dengan
disiplin.
4.
Hubungan anatara penilaian kinerja, reward, dan punishment dengan disiplin kerja
Dengan adanya penilaian kinerja, reward,
punishment, dapat menjadi stimulan untuk
membentuk disiplin kerja driver
.
G. Kerangka Teoritis
Gambar 1.1
Skema Pengaruh Penilaian Kinerja, Reward, dan Punishment Terhadap Disiplin
Kerja.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2014).
2. Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian di jl.
Sultan Alauddin No.91, Pa'baeng-Baeng, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan yang merupakan kantor pusat dari PT. Gojek Indonesia Cabang Makassar.
B.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian asosiatif yakni penelitian yang menghubungkan dua
variable atau lebih Ginting dkk (2008:57).
C.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh obyek/subyek yang diteliti.
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah
driver Gojek Indonesia Cabang Makassar. Adapun jumlah populasi driver tersebut pada perusahaan Gojek
Indonesia Cabang Makassar adalah sebanyak 4000 driver.
2. Sampel
Menurut Noor (2011:147) sampel merupakan
sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Adapun metode pengumpulan sampel
pada penelitian ini yaitu menggunakan rumus Slovin untuk tingkat kesalahan 10%.
Dikemukakan kembali oleh Noor (2011:158) sebagai berikut:
n
: Besaran sampel
N
: Besaran populasi
e
: Nilai kritis
(batas penelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan panarikan sampel) yaitu sebesar 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
Untuk perusahaan PT Gojek Indonesia Cabang
Makassaryang mempunyai 4.000 driver
n = N / {1 + N(e)2} = 4.000 / {1 +4.000( 0,1)2} = 97,56
Dari hasil perhitungan diatas maka
diperoleh sampel sebesar 98 orang driver Gojek
Indonesia Cabang Makassar. Teori pengambilan sampel menggunakan metode Simple
Random Sampling anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen.
D.
Metode Pengumpulan Data
Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari hasil tanggapan responden terhadap kuesioner yang
dibagikan.
E.
Instrumen Penelitian
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dalam usaha mendapatkan
data data yang dibutuhkan, peneliti
melakukan pengumpulan sebagai berikut :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang
diisi sendiri oleh responden mengenai masalah yang diteliti. Penulis
menyebarkan dan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner
(daftar pertanyaan isian) agar diisi langsung oleh kepada responden, kemudian memberikan jawaban
berdasarkan pertanyaan diberikan kepada 98 orang driver Gojek Indonesia Cabang Makassar.
Kuesioner yang digunakan adalah tipe
pilihan untuk memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban, karena
alternative jawaban sudah disediakan dan hanya membutuhkan waktu yang lebih
singkat untuk menjawabnya. Peneliti akan menguraikan jawaban responden yang
dikelompokkan dalam kategori dengan skala likert sebagai berikut:
a. Jawaban
SS, sangat setuju diberi bobot 5
b. Jawaban
S, setuju diberi bobot 4
c. Jawaban
R, ragu-ragu diberi bobot 2
d. Jawaban
TS, tidak setuju diberi bobot 2
e. Jawaban
STS, sangat tidak setuju diberi bobot 1
F.
Teknik Pengolahan dan Analisis
Data
Pada penyusunan
kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan
reliabilitas kuesioner. Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur
apa yang diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid (Sugiyono, 2007:172).
Reliabilitas
menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur
gejala yang sama. Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner adalah
untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam
mengukur gejala dan menghasilkan gejala yang valid.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik
digunakan apabila penelitian menggunakan metode regresi berganda. Natawiria dan
Riduwan (2013:88) menyatakan definisi analisis regresi ganda ialah suatu alat
analisis preramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau
hubungan kausal antara dua atau variabel bebas atau lebih terhadap satu
variabel terikat.
Data yang akan diolah
dengan regresi berganda yang dibantu oleh SPSS, harus memenuhi asumsi-asumsi
tertentu agar model regresi tidak bias. Terdapat empat jenis uji asumsi klasik
yaitu uji normalitas residual, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan
uji multikolinearitas.
Analisis Regresi Berganda
Pengujian analisis
regresi linier berganda antara variabel dependen (Kinerja Karyawan) dengan
variabel independen (Penilaian Kinerja, Reward and Punishment) dengan
menggunakan regresi linier berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Data diolah menggunakan komputer dengan bantuan
software program SPSS.Persamaan regresi:
Y= a + b1X1
+ b2X2 + b3X3+ e.
Ket :
Y =
Disiplin Kerja
X1 =
Penilaian Kinerja
X2
= Reward
X3 =
Punishment
a =
Konstanta
b1, b2, b3 =
Koefisien Regresi
e = Error
Uji
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa kuat pengaruh dari
Penilaian Kinerja, Reward dan Punishment Terhadap Disiplin Kerja (Y), pada PT. Gojek
Indonesia. Ketentuannya yaitu:
1. 0 – 0,25
(korelasi sangat lemah)
2. ˃ 0,25 –
0,5 (korelasi cukup)
3. ˃ 0,5 –
0,75 (korelasi kuat)
4. ˃ 0,75 –
1 (korelasi sangat kuat)
Determinasi
(R²)
Koefisien Determinan bertujuan untuk menguji besar kecilnya kontribusi
dari variabel independen terhadap variabel dependen dengan ketentuannya yaitu
determinasi (R²) berada di antara 0 dan 1 atau 0 ≤ R2 ≤ 1.
Uji
Hipotesis
Terdapat dua jenis pengujian hipotesis dalan regresi linear berganda,
uji hipotesis simultan (Uji F) dan uji hipotesis parsial (Uji t). Uji F
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel X1, X2 dan X3 secara simultan atau
secara bersama-sama mempengaruhi variabel Y. Sedangkan uji t untuk mengetahui
secara parsial atau masing-masing pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Uji Simultan
(Uji F)
Cara pengujiannya dilakukan dengan membandingkan angka taraf signifikan
hasil perhitungan dengan taraf signifikan 0,05 (5%). Ketentuannya yaitu:
1. Jika Sig >
0,05 maka Ho diterima
2. Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima
Uji Parsial
(Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau secara sendiri-sendiri
antara variabel Penilaian Kinerja (X1), Reward (X2) dan Punishment (X3)
terhadap Disiplin Kerja (Y) pada PT. Gojek Indonesia. Keputusannya berdasarkan
pada ketentuan dimana jika nilai Sig > 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika
sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Komentar
Posting Komentar